WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) pada Selasa (3/1/2023) mengatakan, kewajiban tes Covid bagi pelancong dari China didasarkan pada sains dan kurangnya transparansi Beijing terhadap lonjakan kasus.
Sebelumnya, China pada Selasa (3/1/2023) pagi mengecam sejumlah negara yang mewajibkan pendatang dari "Negeri Panda" melakukan tes Covid-19. Beijing menyebutkan, kebijakan itu tidak dapat diterima.
AS mulai Kamis (5/1/2023) mengharuskan penumpang pesawat berusia 20 tahun ke atas dari China menunjukkan hasil tes Covid negatif sebelum memasuki "Negeri Paman Sam".
Baca juga: China Kecam Aturan Pembatasan Covid-19 bagi Pelancong dari Negaranya
"Ini pendekatan yang semata-mata dan secara eksklusif berdasarkan sains," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.
Price menambahkan, aturan tersebut dibuat berdasarkan masalah kesehatan masyarakat karena lonjakan kasus di China, kurangnya data urutan genom virus secara transpararan yang dilaporkan China.
Price kemudian menegaskan kembali bahwa AS siap berbagi vaksin Covid-19 dengan China.
Baca juga:
China gencar mempromosikan vaksinnya sendiri di luar negeri, tetapi menurut para pakar kesehatan internasional kurang efektif.
Lonjakan Covid di China terjadi mulai Desember 2022 sejak tiba-tiba melonggarkan kebijakan nol Covid-nya yang ketat, menyusul protes publik yang jarang terjadi atas lockdown besar-besaran.
Baca juga: Mengenal Strategi Nol Covid China, Begini Cara Kerja dan Risikonya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.