Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal ke Laut Timur, Abaikan Peringatan Keras Sekutu AS

Kompas.com - 17/11/2022, 10:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara kembali menembakkan "rudal balistik tak dikenal," menurut militer Seoul pada Kamis (17/11/2022).

Ini adalah provokasi terbaru Pyongyang dari rangkaian peluncuran peledak yang memecahkan rekor, meski AS dan sekutu regionalnya sudah memperingatkan akan ada tanggapan militer yang "lebih keras."

"Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengacu pada badan air yang juga dikenal sebagai Laut Jepang sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Saat Presiden Korsel dan Jepang “Blusukan” di KTT G20 untuk Beri Tekanan Korea Utara...

Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden membahas serentetan uji coba rudal Korea Utara bersama dengan Presiden China Xi Jinping di Bali, Indonesia di sela-sela KTT G20.

Pemimpin AS mendorong China menggunakan pengaruhnya untuk mengendalikan Korea Utara, setelah gelombang peluncuran rudal menimbulkan kekhawatiran bahwa rezim tertutup itu akan segera melakukan uji coba nuklir ketujuh.

Biden juga mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Minggu (13/11/2022) untuk membahas cara-cara mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh "senjata pemusnah massal dan program rudal balistik yang melanggar hukum" dari Korea Utara, kata Gedung Putih.

Pada Kamis (17/11/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara Choe Son Hui mengecam diskusi ini.

Dengan mengatakan bahwa itu justru "membawa situasi di semenanjung Korea ke fase yang tidak dapat diprediksi."

Baca juga: AS Siap Kerahkan Kapal Induk jika Korea Utara Gelar Uji Coba Bom Nuklir

"Tawaran perlindungan yang luas dari AS dan aktivitas militer yang meningkat setiap hari dari pasukan sekutu di sekitar semenanjung Korea adalah tindakan bodoh," kata Choe dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.

Semakin banyak Washington bekerja untuk memperkuat aliansi keamanannya dengan Tokyo dan Seoul, "semakin sengit perlawanan militer DPRK", kata Choe, mengacu pada Korea Utara dengan nama resminya.

Para ahli mengatakan peluncuran rudal Kamis (17/11/2022) itu "diatur waktunya" bertepatan dengan pernyataan dari Menlu Pyongyang.

Korea Utara "menembakkan rudal setelah mengeluarkan pernyataan beberapa jam sebelumnya, dalam upaya untuk membenarkan peluncuran dan mengirim pesannya ke AS dan Jepang," kata Cheong Seong-chang, seorang peneliti di Institut Sejong kepada AFP.

Mandeknya DK PBB

Awal bulan ini, Korea Utara melakukan serangkaian peluncuran, termasuk rudal balistik antarbenua, yang menurut Seoul tampaknya gagal.

Pyongyang juga menembakkan rudal balistik jarak pendek yang melintasi perbatasan maritim de facto antara kedua negara dan mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-258 Serangan Rusia ke Ukraina: Korea Utara Bantah Pasok Senjata ke Rusia, Putin Beri Penghargaan Pendeta Mikhail Vasilyev

Presiden Yoon mengatakan pada saat itu bahwa itu "secara efektif merupakan invasi teritorial".

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com