KYIV, KOMPAS.com - Pihak yang bertanggung jawab atas insiden rudal yang menghantam Polandia masih belum terungkap, dengan aliansi NATO yang dipimpin AS menyangsikan peran Rusia sementara Ukraina bersikeras pihaknya tak bersalah.
Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Rusia, tetapi Amerika Serikat, seperti NATO, dengan tegas mendukung penilaian Warsawa bahwa rudal mematikan itu mungkin ditembakkan oleh Ukraina.
Baik Warsawa maupun NATO mengatakan ledakan di desa Przewodow kemungkinan besar disebabkan oleh rudal pertahanan udara Ukraina yang diluncurkan untuk mencegat serangan Rusia.
Baca juga: Vatikan Tawarkan Diri Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina
Meski demikian, laporan itu tetap menekankan bahwa Moskwa untuk pada akhirnya harus disalahkan karena memulai konflik.
Gedung Putih mengatakan "tidak melihat apa pun yang bertentangan" dengan penilaian awal Polandia. Tapi AS juga menyatakan bahwa "pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden tragis ini adalah Rusia."
Presiden Zelensky sementara itu mengatakan Kyiv tidak melihat bukti rudal itu milik Ukraina.
Dia pun menuntut untuk menjadi bagian dari penyelidikan dan meminta akses ke lokasi ledakan serta "semua data" pada proyektil.
“Saya yakin ini bukan misil kami. Saya yakin ini adalah rudal Rusia, berdasarkan laporan militer kami," kata Zelensky sebagaimana dilansir AFP pada Rabu (16/11/2022).
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menambahkan bahwa perkiraan NATO bahwa rudal itu adalah bagian dari pertahanan udara Ukraina sebagai "teori konspirasi."
BBC melaporkan bahwa berkembangnya retorika semacam ini mulai menguras kesabaran beberapa diplomat Barat.
Mereka takut bahwa bahasa Kyiv terkadang hiperbolis dan menuntut tindakan lebih yang berisiko, tindakan yang menurut sekutu dilakukan karena "Ukraina kelelahan.”
Perpecahan di NATO juga terlihat dengan sejumlah negara-negara Baltik di garis depan dengan Rusia dengan cepat menyerukan pertahanan kolektif NATO.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menyatakan di Twitter: "Setiap jengkal wilayah NATO harus dipertahankan!"
Dan yang lain mengatakan bahwa insiden tersebut membuat dukungan militer yang lebih besar untuk Ukraina diperlukan.
Menteri pertahanan Latvia, Artis Pabriks, menyarankan NATO dapat memberikan lebih banyak pertahanan udara untuk Polandia dan "bagian dari wilayah Ukraina".
Baca juga: KTT G20 Berakhir, Macron Sebut Bantuan ke Ukraina Ampuh dan Serukan Perdamaian