Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepedihan Pemuda yang Selamat dari Tragedi Halloween Itaewon: Lima Pergi, Hanya Dua yang Kembali

Kompas.com - 02/11/2022, 14:32 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Pasca-tragedi Halloween Itaewon, rumah-rumah duka Seoul sekarang dipenuhi dengan jenazah orang-orang muda Korea Selatan dengan orangtua mereka yang berduka.

Di ujung koridor yang panjang, Sim dan istrinya duduk meringkuk di sofa kecil menundukkan kepala.

Di dalam salah satu kamar ada tubuh putra mereka, James Sim yang berusia 28 tahun. Di ruang sebelahnya adalah teman James, Yoon. Sementara pacar James disemayamkan di rumah duka di kota lain.

Baca juga: Ini Langkah yang Diambil Pemerintah Korsel Terkait Tragedi Itaewon

Mereka pergi ke Itaewon bersama pada Sabtu (29/10/2022) malam dengan dua teman lainnya untuk merayakan Halloween. James yang mengatur rencana malam itu.

"Dia selalu menjadi penyusun rencana, karena dia suka keluar malam bersama teman-temannya," kata ibunya sebagaimana dilansir BBC pada Selasa (1/11/2022).

James adalah salah satu dari 155 orang yang tewas dalam kerumunan massa saat gang sempit miring di distrik populer Seoul itu tiba-tiba menjadi sangat penuh sesak.

Tanda-tanda pertama sesuatu yang tidak beres terjadi mulai terasa ketika orangtua James bangun dan menemukan tempat tidur putra mereka kosong.

Ayah James meminta teman-temannya untuk meneleponnya, tetapi polisi yang menjawab.

Saat mereka terjebak dalam insiden maut, dua dari teman-teman yang pergi bersama James berhasil menemukan jalan keluar dari kerumunan dengan naik ke pagar di tepi gang.

Sementara James, pacarnya, dan Yoon tidak bisa keluar dari kerumunan.

Baca juga: Pengakuan Kepala Polisi Korsel Terkait Tragedi Halloween di Itaewon

“James suka berolahraga, dan menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di gym, mengangkat beban untuk mengembangkan otot,” kenang ibunya, yang tidak percaya bagaimana kebiasaan itu tidak bisa menyelamatkan putranya.

Menurut sang ayah, hubungan James semakin serius dengan pacarnya. Keduanya bahkan sudah berencana akan segera menikah - andai mereka selamat malam dari insiden malam itu.

James bekerja sebagai tukang ledeng, pekerjaan yang dia lakukan dengan rajin, tetapi gemar bermain ski dan berselancar.

Mata ibunya berbinar saat menceritakan apa yang putranya sukai, tapi ayah James menutup mata dan menangis.

"James adalah kakak laki-laki terbaik," kenangnya. "Bagaimana putra bungsu saya akan bertahan tanpa dia?"

Orang tua James merasa belum siap menyalahkan siapa pun atas peristiwa yang menghilangkan nyawa anak mereka.

via BBC INDONESIA Orang tua James merasa belum siap menyalahkan siapa pun atas peristiwa yang menghilangkan nyawa anak mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com