Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Terkesan Murahan, Bagaimana Produk "Made in China" Jadi Lebih Bagus hingga Canggih?

Kompas.com - 16/10/2022, 15:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Forbes

BEIJING, KOMPAS.com - Produk berlabel "Made in China" atau buatan China yang dulu terkesan murahan dan ketinggalan zaman, kini sudah banyak berubah lebih baik.

Merek-merek China yang mendunia sudah bermunculan. Beberapa tidak hanya mengejar kompetitor asing mereka yang lebih mapan, tetapi juga mengunggulinya di China dan sekitarnya.

Dikutip dari Forbes, pada 2011, 70 persen penjualan smartphone di China berasal dari tiga merek asing yaitu Nokia, Samsung, dan Apple.

Baca juga: Xi Jinping Selangkah Lagi Jabat Periode Ketiga Pimpin China, Terkuat sejak Mao Zedong

Pada saat itu, banyak sekali produsen elektronik lokal dan merek domestik yang baru lahir dianggap tidak lebih dari murahan, kurang berkualitas, dan tidak memiliki status sosial yang sama dengan ponsel asing mahal serta trendi yang mendominasi pasar.

“Setiap konsumen China tidak akan terlihat mati dengan merek lokal,” kata Mark Tanner, direktur China Skinny, perusahaan riset konsumen yang berbasis di Shanghai, menggambarkan sikap yang berlaku ketika dia berbicara pada 2016.

“Tahun lalu (2015), delapan dari sepuluh merek (smartphone) teratas adalah dari China,” jelas Tanner, “dengan Huawei dan Xiaomi di posisi teratas dan merek lokal dengan cepat mengikis dua merek asing, Apple dan Samsung.”

Tren itu terus berlanjut. Oppo, perusahaan teknologi lokal China, pada 2016 menjadi merek smartphone paling populer kedua di "Negeri Panda" dengan pertumbuhan 67 persen yang cukup untuk mendorongnya melewati Apple.

Menurut berbagai laporan pada 2016, tujuh dari sepuluh merek smartphone teratas di dunia adalah buatan China, termasuk Huawei yang saat itu bukan hanya merek papan atas di dalam negeri, tetapi juga nomor dua di Eropa dan tiga di dunia.

Merek-merek China sekarang tidak lagi dipandang rendah seperti beberapa tahun yang lalu.

Menurut laporan McKinsey, 62 persen konsumen China sekarang lebih memilih merek China daripada merek asing jika kualitas dan harganya sama. “Lima tahun yang lalu akan jauh di bawah setengahnya,” kata Tanner.

Tanner menyebutkan ada empat faktor utama yang menjadi alasan produk "Made in China" bisa berubah drastis menjadi lebih baik.

Baca juga: Apple Minta Pemasok Taiwan Labeli Produknya Made In China

1. Peningkatan kualitas produk

Oppo Reno8 5G mengusung teknologi Super-Conductive VC Liquid Cooling System. DOK. Oppo Indonesia. Oppo Reno8 5G mengusung teknologi Super-Conductive VC Liquid Cooling System.
Ini adalah pendorong paling penting dari transisi ini. Produk "Made in China" tidak lagi berkonotasi buruk. Produsen China awalnya menemukan ceruk pasar dengan produk murah, lalu sekarang juga mengeluarkan beberapa barang paling canggih, mutakhir, dan berkualitas tinggi. Sentimen konsumen di seluruh dunia pun menyesuaikannya.

2. Konsumen China lebih pede dengan merek domestik

Merek asing bukan hal baru di China. Mereka sudah hadir lebih dari satu generasi.

Namun, bagi kaum muda dan orang kaya, merek-merek internasional seperti Apple serta Starbucks menurun popularitasnya untuk memamerkan kekayaan mereka. Kedua produk itu, contohnya, sudah umum dipakai di kalangannya.

Fenomena ini diiringi dengan beberapa produk China kelas atas yang secara fungsional tidak kalah lagi dengan produk asing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com