Sepanjang 2016 penjualan Apple di China turun 26 persen. Menurut Tanner, konsumen China tidak lagi "membutuhkan merek asing untuk menunjukkan mereka keren."
Keinginan orang China untuk mendukung merek dalam negeri karena alasan idealis atau patriotik juga meningkat pesat.
“Orang-orang akan merasa terdorong untuk mendukung merek China karena mereka adalah orang China,” menurut Cody Chao sebagai pengamat teknologi China.
Tokoh publik utama seperti Ibu Negara Peng Liyuan, yang sangat gemar mengenakan busana China secara eksklusif, membawa merek domestik ke garis depan dan memiliki pengaruh besar pada konsumen China.
Tanner menjelaskan, pada Oktober 2012 Asosiasi Barang Mewah Dunia menemukan bahwa 86 persen konsumen China menolak membeli produk mewah domestik karena reputasi negara mereka terhadap barang-barang murah.
Kemudian, hanya 18 bulan kemudian, setelah yang disebut sebagai “efek Peng Liyuan”, angka ini turun menjadi 9 persen, menurut penelitian oleh Added Value.
Baca juga: Sejarah Kenapa China Disebut Tiongkok di Indonesia
Budaya China kontemporer sangat terbantu oleh pertumbuhan sinema domestik, yang menggunakan kekuatan lunaknya untuk mempromosikan merek-merek China serupa cara Hollywood mempromosikan merek-merek Barat seperti Starbucks dan Nike.
Pada 2012, 47,6 persen box office China adalah film lokal, tetapi tiga tahun kemudian naik menjadi 62 persen, yang menurut Tanner membentuk kebanggaan nasional dan preferensi untuk semua hal berbau China.
Beberapa merek China juga sangat paham pasar negara mereka sendiri yang beraneka ragam dan kompleks, serta mampu merancang strategi penjualan juga fitur produk yang sangat optimal bagi penduduk setempat.
Oppo adalah contoh merek China yang menggunakan strategi pemasaran untuk target penduduk lokal.
Mereka mempromosikan ponsel yang dapat menyediakan waktu bicara tiga jam dari pengisian daya lima menit, menggunakan bintang pop Korea dan China sebagai juru bicara, dan menjangkau kota-kota tingkat bawah yang warganya cenderung tidak membeli secara online. Oppo pun dengan cepat naik menjadi merek smartphone nomor dua di China.
Tujuan produsen barang "Made in China" juga berubah. Dari dulunya hanya tentang membuat produk dalam jumlah banyak secepat dan semurah mungkin, sekarang tentang kualitas, kecerdasan pemasaran, dan citra merek.
Xiaomi yang pada 2011 berhasil memosisikan dirinya sebagai alternatif bagi orang-orang yang tidak mampu membeli iPhone atau Samsung kelas atas, kini bisa berdiri sama tingginya.
“Orang China secara inheren bangga dengan apa yang telah mereka capai di generasi sebelumnya dan sekarang menyadari, 'Hei, kami sebenarnya negara yang cukup mengesankan',” Tanner menyimpulkan.
Baca juga: China Dirikan Kantor Polisi di Luar Negeri, Apa Tujuannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.