Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Shinzo Abe Lebih Mahal daripada Ratu Elizabeth II

Kompas.com - 26/09/2022, 13:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

TOKYO, KOMPAS.com - “Bagaimana bisa pemakaman Abe lebih mahal dari Ratu?” tanya sebuah tajuk surat kabar di Jepang.

Meskipun biaya sebenarnya pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II belum resmi diungkap, artikel media Flash itu mengutip surat kabar Inggris Daily Mirror yang melaporkan angkanya 8 juta pounsterling atau 1,3 miliar yen (Rp 137 miliar) dan membandingkannya dengan perkiraan biaya pemakaman mantan PM Shinzo Abe yaitu 1,66 miliar yen (Rp 175 miliar).

Banyak yang memprediksi biaya sebenarnya jauh lebih besar, mengutip berbagai contoh seperti Olimpiade Tokyo yang akhirnya memakan biaya 13 miliar dollar AS, sekitar dua kali lipat dari perkiraan awal.

Baca juga: Pria Jepang Bakar Diri Sebagai Protes atas Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

Lainnya bertanya apakah perbedaan antara biaya dua pemakaman kenegaraan itu, adalah akibat perusahaan swasta yang bertindak sebagai perantara ketika Jepang menggelar acara-acara akbar.

Ketika perusahaan event organiser yang berbasis di Tokyo, Murayama, terungkap sebagai satu-satunya yang mengajukan tender untuk pemakaman kenegaraan - belakangan terungkap kontraknya mencapai 176 juta yen (Rp 18 miliar) - banyak pihak mempertanyakan.

Mengingat perusahaan tersebut pernah digunakan Abe untuk menggelar pesta piknik bunga sakura yang membuatnya menghadapi tuduhan kronisme.

Lebih dari 75 persen orang yang berpartisipasi dalam survei terbaru oleh kantor berita Kyodo mengatakan pemerintah Jepang menghabiskan terlalu banyak uang untuk pemakaman Abe.

Sekitar setengah dari biaya itu diperkirakan akan digunakan untuk pengamanan ketat sementara sepertiganya untuk akomodasi bagi tamu luar negeri.

Baca juga: Jepang Kucurkan Biaya Fantastis Rp 178 Miliar untuk Pemakaman Shinzo Abe

Menjelang pemakaman kenegaraan pada Selasa mendatang (27/9/2022), banyak tamu luar negeri tiba di Jepang untuk menemui perdana menteri yang saat ini menjabat, Fumio Kishida. Acara tiga hari ini disebut diplomasi pemakaman.

Ada 700 tamu dari 217 negara, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris serta PM India Narendra Modi dan PM Australia Anthony Albanese.

Namun banyak orang di Jepang menyoroti bahwa pemakaman kenegaraan Ratu di London dihadiri banyak pemimpin dunia yang sedang menjabat, sementara yang hadir di pemakaman Abe kebanyakan adalah mantan pemimpin.

Liputan pemakaman Ratu di televisi juga menunjukkan kepada pemirsa Jepang kecintaan Inggris pada mendiang ratu mereka, serta menyoroti betapa suasananya berbeda di Jepang.

Sebagai perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat, Abe – yang meninggal pada usia 67 tahun dalam insiden kekerasan yang mengejutkan dan jarang terjadi – adalah perdana menteri kedua yang mendapat pemakaman kenegaraan.

Baca juga: Itaru Nakamura Mundur Jadi Kepala Polisi Jepang Setelah Shinzo Abe Ditembak

Yang pertama digelar 55 tahun yang lalu untuk Shigeru Yoshida, yang memimpin Jepang tak lama setelah akhir Perang Dunia II, dan secara luas dipuji sebagai orang yang menetapkan arah untuk Jepang pasca-perang.

Marah dengan ongkos pemakaman Abe, beberapa outlet media lokal melaporkan biaya pemakaman Yoshida hanyak 18 juta yen pada 1967 – setara dengan 70 juta yen (Rp 7,3 miliar) hari ini.

Saat Jepang tengah berjuang melawan inflasi untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, para pengamat mengatakan anggaran negara akan lebih baik digunakan untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah dan yang paling menderita.

Ketidakpuasan terkait pemakaman kenegaraan untuk Abe turut menyebabkan turunnya popularitas pemerintahan saat ini, yang mencapai titik terendah sejak Kishida menjabat.

Kebijakan-kebijakan Abe sebagai perdana menteri telah memecah belah Jepang dan kekesalan mengenai kiprahnya di kehidupan publik Jepang, tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Baca juga: Gara-gara Gereja Kultus, Pemakaman Negara Shinzo Abe Terancam Batal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com