Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Terlama di Dunia Sekarang Maju Lagi untuk Masa Jabatan Ke-6, 43 Tahun Berkuasa

Kompas.com - 24/09/2022, 11:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MALABO, KOMPAS.com - Presiden Guinea-Ekuatorial, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, akan mencalonkan diri untuk masa jabatan keenam pada November 2022.

Pengumuman tersebut disampaikan Wakil Presiden Guinea-Ekuatorial Teodoro Nguema Obiang Mangue--juga merupakan putra Obiang--pada Jumat (23/9/2022).

Teodoro Obiang Nguema Mbasogo (80) adalah kepala negara terlama yang masih berkuasa di dunia saat ini selain raja. Dia sudah 43 tahun menjabat dengan tangan besi.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Pemegang Takhta Terlama Kedua dalam Sejarah, Siapa yang Pertama?

"Karena karismanya, kepemimpinannya, dan pengalaman politiknya", partai yang berkuasa dengan suara bulat memilih Obiang sebagai kandidatnya untuk pemilihan 20 November, tulis Teodoro Nguema Obiang Mangue di Twitter.

Dikutip dari kantor berita AFP, Partai Demokrat Guinea-Ekuatorial (PDGE) memegang 99 dari 100 kursi di majelis rendah parlemen dan 70 kursi senat.

Sejauh ini belum diketahui siapa calon presiden lainnya yang diajukan.

Putra Obiang yang kaya raya yaitu Teodoro Nguema Obiang Mangue dan dijuluki "Teodorin", tampaknya masuk antrean untuk mencalonkan diri dalam pemilihan.

Dia tidak terpilih sebagai capres tahun lalu.

PDGE adalah gerakan politik hukum tunggal negara itu sampai tahun 1991 ketika politik multi-partai diperkenalkan.

Obiang selalu menang dengan suara lebih dari 93 persen.

Baca juga: Sultan Brunei Jadi Raja Terlama yang Masih Hidup Usai Ratu Elizabeth II Wafat

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com