Penulis: Timothy Jones/DW Indonesia
LONDON, KOMPAS.com - Meninggalnya Ratu Elizabeth II direspons dengan duka yang mendalam oleh para pemimpin dunia. Sosok Ratu Elizabeth dianggap sebagai lambang yang kuat bagi Inggris.
Presiden AS Joe Biden dan istrinya, Jill Biden, merilis pernyataan bersama yang menggambarkan Elizabeth sebagai "seorang perempuan negarawan dengan martabat dan keteguhan yang tak tertandingi yang memperdalam aliansi dasar antara Inggris dan Amerika Serikat."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah twit bahwa dia merespons kematian ratu dengan "kesedihan yang mendalam."
Baca juga: Berapa Gaji Ratu Elizabeth II, dari Mana Asalnya dan Untuk Apa Uangnya?
Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin menulis sebuah telegram kepada Raja Charles, mendoakan "keberanian dan ketabahan dalam menghadapi kehilangan yang berat dan tidak dapat tertahankan ini."
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa ratu "adalah contoh dan inspirasi bagi jutaan orang, serta di sini di Jerman. Komitmennya untuk rekonsiliasi Jerman-Inggris setelah kengerian Perang Dunia II tidak akan pernah dilupakan. Dia akan dirindukan, tidak terkecuali untuk humornya yang luar biasa."
Ratu Elizabeth II adalah kepala negara untuk 16 negara: Ratu Inggris Raya serta Persemakmuran. Sebagai Ratu Inggris, dia juga Kepala Gereja Anglikan.
Dia dilahirkan sebagai Putri Elizabeth Alexandra Mary Windsor pada 21 April 1926 di London, putri tertua Raja George VI dan Elizabeth Bowes-Lyon. Pada saat itu, tidak diketahui bahwa dia akan menjadi ratu, karena pamannya, Pangeran Wales dan kemudian Raja Edward VIII, dan ayahnya secara tatanan keluarga berada di atasnya.
Namun, dia kemudian pada 21 Desember 2007 menjadi Ratu Inggris yang paling lama hidup dan Ratu Inggris yang paling lama memerintah pada 9 September 2015, melampaui nenek buyutnya Ratu Victoria dalam kedua hal.
Elizabeth menggantikan ayahnya yang wafat akibat kanker. Ayahnya meninggal pada 6 Februari 1952, ketika berada di Kenya, dan Elizabeth diangkat menjadi ratu pada hari yang sama. Elizabeth secara resmi dimahkotai di Westminster Abbey pada 2 Juni 1953.
Mahkota jatuh kepadanya tidak hanya sebagai akibat dari kematian dini ayahnya, tetapi juga karena pamannya turun takhta karena cinta dan pernikahannya dengan seorang janda Amerika yang bercerai, Wallis Simpson. Elizabeth tidak pernah bisa benar-benar memaafkannya untuk itu. Sejak awal, pemerintahan Elizabeth, dia tandai dengan disiplin dan rasa kewajiban.
Elizabeth yang bisa mengklaim pendidikan yang "layak", jadi lelucon populer di kalangan warga Inggris, karena dia adalah seorang montir mobil dan pengemudi truk yang terlatih selama Perang Dunia II. Untuk waktu yang lama, dia adalah satu-satunya anggota keluarga kerajaan yang pernah bertugas di militer.
Ketika dinobatkan pada tahun 1953, Elizabeth bersumpah untuk mendedikasikan hidupnya untuk rakyat Inggris. Itu adalah sumpah yang dia anggap serius: Ratu akan memiliki rata-rata 500 janji resmi pada tahun tertentu.