Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak Bergejolak, Massa Terobos Zona Hijau dan Menduduki Gedung Parlemen

Kompas.com - 30/07/2022, 21:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BAGHDAD, KOMPAS.com - Massa pendukung ulama kuat Irak Moqtada Sadr menerobos Zona Hijau Baghdad yang dijaga ketat pada Sabtu (30/7/2022), menduduki gedung parlemen tanpa rencana segera untuk pergi.

Krisis politik di Irak semakin dalam dan ini adalah kali kedua dalam beberapa hari para pendukung Sadr memaksa masuk ke gedung legislatif.

Baca juga: 9 Warga Sipil Tertembak Artileri di Kurdistan, Irak Salahkan Turkiye, Peringatkan Ada Balasan

Gejolak mulai terjadi beberapa bulan setelah pemilihan umum yang gagal menghasilkan pembentukan pemerintahan.

"Para demonstran mengumumkan aksi menduduki (Parlemen) sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata gerakan Sadr dalam sebuah pernyataan singkat kepada wartawan melalui platform pesan WhatsApp dan dibawa oleh kantor berita negara INA sebagaimana dilansir AFP.

Pendukung Sadr, yang pernah memimpin milisi melawan pasukan pemerintah AS dan Irak, menentang pencalonan Mohammed al-Sudani yang baru-baru ini diumumkan.

Mohammed al-Sudani adalah Perdana Menteri terpilih dari blok pro-Iran.

Demonstran mengibarkan bendera Irak dan gambar ulama di dalam badan legislatif. Mereka memadati ruangan di mana beberapa duduk di meja anggota parlemen, sementara yang lain berkeliaran, mengangkat ponsel mereka untuk merekam pendudukan.

Mereka menerobos masuk setelah ribuan pemrotes berkumpul di ujung jembatan menuju Zona Hijau, merobohkan penghalang beton yang melindunginya dan berlari ke dalam, seorang fotografer AFP melaporkan.

Baca juga: Kompleks Gas Irak Dihantam Tiga Serangan Roket dalam 72 Jam

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata di dekat pintu masuk ke distrik itu, tempat kedutaan besar asing dan gedung pemerintah lainnya serta parlemen.

Beberapa pengunjuk rasa di jembatan terluka dan dibawa pergi oleh sesama demonstran.

"Semua orang bersamamu Sayed Moqtada," teriak para pengunjuk rasa, menggunakan gelar Sadr Moqtada sebagai keturunan Nabi.

Pendukung ulama Irak Moqtada Sadr bersorak ketika yang lain meruntuhkan penghalang beton di sepanjang jembatan Al-Jumhuriya (Republik) yang mengarah ke Zona Hijau keamanan tinggi ibukota Baghdad, selama protes terhadap pencalonan blok saingan untuk perdana menteri, pada 30 Juli , 2022. AFP PHOTO/SABAH ARAR Pendukung ulama Irak Moqtada Sadr bersorak ketika yang lain meruntuhkan penghalang beton di sepanjang jembatan Al-Jumhuriya (Republik) yang mengarah ke Zona Hijau keamanan tinggi ibukota Baghdad, selama protes terhadap pencalonan blok saingan untuk perdana menteri, pada 30 Juli , 2022.

Apa permasalahannya?

Blok Sadr muncul dari pemilihan pada Oktober sebagai faksi parlemen terbesar, tetapi masih jauh dari mayoritas. Sepuluh bulan kemudian, kebuntuan terus berlanjut selama pembentukan pemerintahan baru.

Sadr yang lincah, yang sudah lama menjadi pemain dalam politik negara itu, dan memiliki jutaan pengikut setia di antara populasi mayoritas Syiah di negara itu.

Pendukungnya menentang pencalonan mantan menteri dan mantan gubernur provinsi Sudani, yang merupakan pilihan Perdana Menteri dari kubu pro-Iran, Coordination Framework.

Protes Irak ini adalah tantangan terbaru bagi negara yang kaya minyak, yang tetap terperosok dalam krisis politik dan sosial-ekonomi meskipun harga minyak mentah global meningkat.

Baca juga: Badai Pasir Kambali Terjang Irak, Penerbangan Sampai Dihentikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com