Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moldova Terima 100 Ancaman Bom Ranjau Sejak Awal Bulan, Kekhawatiran akan Invasi Rusia Memuncak

Kompas.com - 30/07/2022, 19:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

CHISINAU, KOMPAS.com - Kekhawatiran akan invasi Rusia terus membayangi Moldova, setelah ketegangan antara wilayah Transnistria dan Chisinau yang memisahkan diri memanas.

Pihak berwenang Moldova diberitahu melalui email bahwa lebih dari 50 lembaga negara telah ditanam ranjau pada 5 Juli.

Itu adalah awal dari serangkaian ancaman bom musim panas di negara barat laut Ukraina itu.

Baca juga: Inggris Akan Persenjatai Moldova untuk Pertahanan Diri dari Rusia

Sejak itu, lebih dari 100 peringatan serupa telah dikirim ke tempat-tempat penting, termasuk Bandara Internasional Chisinau, gedung parlemen dan pemerintah, Mahkamah Agung, pusat komersial, rumah sakit, dan gereja di seluruh negeri.

Semuanya adalah alarm palsu.

“Jelas, kami tidak merasa aman di sini. Kami selalu khawatir dan memikirkan apa yang bisa terjadi,” kata Vera (68 tahun) dari ibu kota Moldova, Chisinau sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Jumat (29/7/2022).

Pensiunan itu percaya bahwa ancaman itu hampir pasti merupakan akibat dari perang Ukraina, yang telah mendorong Moldova, negara yang terkurung daratan yang berbatasan dengan Ukraina dan Rumania, ke dalam posisi yang bahkan lebih sulit dari biasanya.

Republik Moldova, yang merdeka pada saat yang sama dengan Ukraina ketika Uni Soviet bubar pada 1991, memiliki total populasi 3,5 juta orang.

Masyarakat di negara ini sangat terbagi antara mereka yang condong ke Rusia dan mereka yang mendukung kebijakan Uni Eropa.

Baca juga: Pasukan Separatis Pro-Rusia di Moldova Sebut Wilayahnya Diserang Drone 4 Kali

Pada 1990, wilayah Transnistria yang memisahkan diri, sebidang tanah sempit yang berbatasan dengan Ukraina, mendeklarasikan kemerdekaan.

Meskipun tetap diakui secara internasional sebagai wilayah Moldova, wilayah itu telah berkonflik dengan pihak berwenang Moldova selama bertahun-tahun. Pejabat di Chisinau juga tidak memiliki wewenang atas wilayah tersebut.

Itu merupakan daerah berbahasa Rusia dan rumah bagi sekitar 500.000 etnis Rusia dan Ukraina. Ada juga beberapa orang Moldova dan Bulgaria, dan lebih dari 1.000 tentara “penjaga perdamaian” Rusia di sana.

Ukraina khawatir bahwa Rusia dapat menggunakan wilayah itu untuk meluncurkan serangan baru ke Ukraina. Sementara pejabat tinggi Moldova khawatir Moskwa dapat menyerang negara mereka.

Alexandru Flenchea, yang sebelumnya memimpin upaya untuk mengintegrasikan kembali Transnistria, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serentetan ancaman bom bertujuan untuk menciptakan rasa ketidakpastian dan ketidakamanan di antara orang-orang Moldova.

“Mereka yang telah merencanakan dan melakukan gelombang ancaman bom palsu ini telah mencapai tujuan mereka,” katanya.

Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Sengaja Ciptakan Kerusuhan di Moldova

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com