HASAKEH, KOMPAS.com - Pertempuran berkecamuk di hari ketiga pada Sabtu (22/1/2022) antara ISIS dan pasukan Kurdi di Suriah, setelah ISIS menyerang penjara yang berisi para milisi dan merenggut lebih dari 70 nyawa.
Serangan terhadap penjara Ghwayran di kota Hasakeh adalah salah satu yang paling signifikan dilakukan ISIS sejak kekuasaan mereka dinyatakan kalah di Suriah hampir tiga tahun lalu.
"Setidaknya 28 anggota pasukan keamanan Kurdi, lima warga sipil, dan 45 anggota ISIS tewas" dalam pertempuran itu, kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Baca juga: Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS
ISIS pada Kamis malam (20/1/2022) melancarkan serangan terhadap penjara yang menampung sekitar 3.500 tersangka anggota milisi, termasuk beberapa pemimpinnya, ujar Observatorium dikutip dari AFP.
Para milisi menyita senjata yang mereka temukan di pusat penahanan, imbuh pemantau berbasis di Inggris itu, yang mengandalkan sumber-sumber di dalam Suriah untuk informasinya.
Ratusan narapidana milisi telah ditangkap kembali, tetapi puluhan lainnya diyakini masih berkeliaran, tambah Observatorium.
Penjara itu dikelilingi oleh pasukan Kurdi dengan dukungan koalisi internasional.
"Pertempuran sedang terjadi di sisi utara penjara," ucap Farhad Shami juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, seraya menyebut situasinya luar biasa.
Kelompok milisi mengatakan dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (21/1/2022) oleh kantor berita Amaq, serangannya terhadap penjara bertujuan untuk membebaskan para tahanan.
Baca juga: ISIS Serang Barak Pasukan Irak, 11 Tentara Tewas
ISIS kerap melakukan serangan terhadap Kurdi dan target pemerintah di Suriah sejak negara bagian protonya yang dulu luas dikuasai pada Maret 2019.
Sebagian besar serangan mereka ditujukan terhadap sasaran militer dan instalasi minyak di daerah terpencil, tetapi pembobolan penjara Hasakeh dapat menandai fase baru kebangkitan kelompok tersebut.
Belum diketahui apakah serangan di penjara itu adalah bagian dari operasi yang terkoordinasi secara terpusat - bertepatan dengan serangan terhadap pangkalan militer di negara tetangga Irak - atau aksi sel ISIS lokal.
Analis Nicholas Heras dari Newlines Institute di Washington mengatakan, kelompok jihadis menargetkan penjara untuk meningkatkan jumlah anggotanya.
"(ISIS) ingin bergerak melampaui jaringan teroris dan kriminal yang telah dilimpahkannya, dan untuk melakukan itu mereka membutuhkan lebih banyak anggota," katanya kepada AFP.
“Pembobolan penjara merupakan kesempatan terbaik bagi ISIS untuk mendapatkan kembali kekuatan senjatanya, dan penjara Ghwayran adalah target besar yang bagus untuk ISIS karena penuh sesak,” paparnya.
Baca juga: ISIS Vs Taliban: Sejumlah Fakta dan Perbedaan Ideologi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.