Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Anak WNI Eks ISIS di Suriah Nasibnya Belum Jelas, Bisa Bahayakan Indonesia

Kompas.com - 30/12/2021, 22:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Kusumasari Ayuningtyas/DW Indonesia

 

DAMASKUS, KOMPAS.com - Kepulangan sebagian warga negara Indonesia (WNI) eks-ISIS yang berada di Suriah hingga kini masih belum jelas.

Di balik risiko atas pemulangan mereka, pengamat menilai adanya unsur hak asasi manusia (HAM) yang harus dilindungi oleh negara, terutama hak bagi para anak yang ikut terseret dalam polemik ini.

"Sebelumnya kita sudah sepakat, anak-anak adalah korban," ujar Dyah Ayu Kartika, pengamat dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC).

Baca juga: Kepulangan Shamima Begum Gadis Eks ISIS Ditolak MA Inggris

Menurutnya, semakin lama anak-anak berada di sana akan kian buruk. Mereka akan semakin terpapar doktrin dan hasutan yang rawan memunculkan kebencian terhadap Indonesia.

Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada September 2021, total ada sekitar 2.113 WNI yang terjebak ISIS di luar negeri.

Dari jumlah tersebut 1.251 WNI termasuk anak-anak mereka masih berada di daerah konflik, dengan 529 orang di antaranya tersebar di kamp-kamp di Suriah, perbatasan Turki, dan di beberapa penjara.

Sampai saat ini, Indonesia masih belum menindaklanjuti sikap terhadap sejumlah nasib WNI eks-ISIS yang masih berada di Suriah. Belum ada petunjuk kapan mereka akan dipulangkan.

Merujuk pada kesepakatan sebelumnya, anak-anak di bawah usia 10 tahun akan dipulangkan dan direpatriasi. Tetapi setelah tiga tahun berlalu, belum ada tindak lanjut tentang hal ini, ujar Dyah

"Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi bumerang bagi Indonesia, karena kita tidak tahu sampai kapan Pemerintah Kurdi akan mampu menampung mereka," kata Dyah kepada DW Indonesia.

Hal yang ia khawatirkan adalah jika suatu saat, setelah dewasa, anak-anak ini keluar dari kamp dan mencapai Indonesia. Menurutnya, anak-anak yang sebagian besar laki-laki ini, sudah akan tumbuh menjadi pria dewasa dengan kemampuan berbahasa asing, berjejaring, dan lama terpapar kekerasan.

Dyah pun khawatir anak-anak ini kemungkinan akan memendam kebencian kepada negaranya bisa menjadi ancaman yang lebih berbahaya bagi Indonesia.

Baca juga: Kepala BNPT: Ada Ratusan Anak WNI di Kamp Pengungsian Suriah dan Irak

Kondisi semakin tidak kondusif bagi anak-anak

Desakan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa agar negara anggotanya segera memulangkan warga yang masih berada di Suriah muncul seiring dengan dinamika selama pandemi Covid-19 di kamp Suriah. Kondisi yang semakin tidak kondusif untuk anak-anak menjadi pertimbangan utama.

Pada awalnya, permasalahan muncul karena pembatasan suplai kebutuhan harian sehingga mereka kesulitan dan kekurangan bahan makanan. Kemudian, pada bulan Agustus ketika kasus Covid-19 mulai teridentifikasi di kamp, layanan kesehatan pun semakin terbatas.

"Pada satu minggu di bulan Agustus ada 8 anak yang meninggal karena sulitnya mengakses layanan kesehatan," Dyah menuturkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com