Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Cabut Pembatasan Covid-19, Klaim Gelombang Varian Omicron Telah Capai Puncak

Kompas.com - 20/01/2022, 07:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (19/1/2022) mengatakan masker wajah tidak lagi wajib di tempat-tempat umum dan surat keterangan Covid-19 akan dicabut untuk acara-acara besar, karena tingkat infeksi di sebagian besar negara itu.

Johnson mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pembatasan sedang dilonggarkan, karena ilmuwan pemerintah berpikir kemungkinan lonjakan infeksi yang dipicu oleh varian omicron yang sangat menular "sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional."

Baca juga: Darurat Kesehatan Covid-19 Harusnya Bisa Berakhir Tahun Ini, WHO Ungkap Masalahnya

AP mewartakan bahwa pengumuman itu disampaikan ketika rumah sakit di Inggris utara masih ditekan oleh beban kasus yang tinggi dan infeksi masih meningkat di sekolah-sekolah.

Namun, Johnson mengatakan penerimaan rumah sakit dan pasien di unit perawatan intensif di tempat lain di Inggris stabil atau turun.

Pemerintah Inggris tidak lagi menyarankan orang untuk bekerja dari rumah, dan masker wajah wajib akan dihapus di ruang kelas sekolah menengah mulai Kamis (20/1/2022).

Bukti wajib Covid-19 tidak akan diperlukan untuk masuk ke acara berskala besar mulai 27 Januari. Masker wajah tidak lagi diwajibkan secara hukum di mana pun di Inggris mulai hari itu.

"Kami akan mempercayai penilaian rakyat Inggris dan tidak lagi mengkriminalisasi siapa pun yang memilih untuk tidak memakainya (masker)," kata Johnson.

Baca juga: 9 Skandal PM Inggris Boris Johnson dan Pejabatnya: Pesta Miras di Kantor hingga Langgar Lockdown

Pembatasan Covid-19 Inggris diperkenalkan pada Desember untuk memperlambat penyebaran cepat varian omicron, dan mengulur waktu bagi penduduk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster).

Johnson mengatakan pada Rabu (19/1/2022) bahwa lebih dari 90 persen dari mereka yang berusia di atas 60 tahun di Inggris telah mendapat suntikan booster.

Angka resmi menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 Inggris turun di sebagian besar wilayah negaranya, pertama kalinya sejak awal Desember.

Pemerintah Inggris melaporkan 108.069 kasus baru pada Rabu (19/1/2022), sekitar setengah dari jumlah harian yang tercatat selama liburan.

Persyaratan bagi mereka yang terinfeksi untuk mengisolasi selama lima hari penuh tetap ada. Tetapi Johnson mengatakan tindakan itu juga akan berakhir dalam beberapa minggu mendatang.

Dia mengatakan dalam jadwal sementara aturan isolasi diri berakhir pada 24 Maret. Tapi dia menjanjikan akan berusaha membatalkannya lebih awal jika data virus terus membaik.

Baca juga: Inggris Pangkas Waktu Isolasi Pasien Positif Covid-19 dari 7 Hari Jadi 5 Hari

Johnson dan Menteri Kesehatan Sajid Javid sama-sama mengatakan pemerintah merencanakan periode pasca-pandemi ketika dapat mengobati Covid-19 lebih seperti flu.

"Akan segera tiba saatnya kita dapat menghapus persyaratan hukum untuk isolasi diri sama sekali, sama seperti kita tidak menempatkan kewajiban hukum pada orang untuk mengisolasi jika mereka menderita flu," kata Johnson.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com