Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Saudi Kirim Serangan Balik Setelah Drone Houthi Berhasil Tembus Ibu Kota UEA

Kompas.com - 19/01/2022, 22:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SANA’A, KOMPAS.com - Serangan udara dari koalisi pimpinan Saudi menewaskan sedikitnya 14 orang di ibukota Yaman yang dikuasai pemberontak, setelah serangan oleh gerilyawan Houthi di Uni Emirat Arab (UEA) membuat ketegangan regional melonjak.

Melansir AFP pada Selasa (18/1/2022), penduduk Sana’a masih menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat dari serangan yang meratakan dua rumah, beberapa jam setelah serangan drone Houthi menembus Abu Dhabi.

Baca juga: Pemberontak Houthi Tolak Bebaskan Kapal Berbendera UEA yang Disita

Brigadir Jenderal Houthi Abdullah Qassem al-Junaid, direktur akademi angkatan udara pemberontak, tewas bersama dengan anggota keluarganya, menurut kantor berita pemberontak Saba.

Pasukan koalisi melancarkan serangan lebih lanjut di Sana’a pada Selasa (17/1/2022).

"Pencarian masih berlangsung untuk mencari korban yang selamat di reruntuhan," kata Akram al-Ahdal, kerabat beberapa korban.

Eskalasi dan intensifikasi

UEA, bagian dari koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak yang didukung Iran.

Negara itu telah bersumpah akan memberikan tanggapan keras terhadap serangan Senin (17/1/2022), serangan mematikan pertama yang diakui di dalam perbatasannya dan diklaim oleh pemberontak Yaman.

Serangan terhadap tempat perlindungan UEA yang terkenal di Timur Tengah membuka ketegangan baru dalam perang tujuh tahun, dan mengikuti gelombang pertempuran di Yaman, termasuk pertempuran antara pemberontak dan pasukan yang dilatih UEA.

Harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi tujuh tahun sebagian karena serangan Abu Dhabi, yang meledakkan tangki bahan bakar di dekat fasilitas penyimpanan raksasa minyak ADNOC. Houthi kemudian memperingatkan penduduk UEA untuk menghindari "instalasi vital".

Baca juga: ABK Asal Indonesia Disandera Milisi Houthi Yaman, Kemenlu Upayakan Pemulangan

Yaman menempati posisi strategis di Laut Merah, saluran penting untuk minyak dari Teluk yang kaya sumber daya.

Setelah serangan itu, penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed setuju untuk "bersama-sama melawan tindakan agresi ini", kata media pemerintah UEA.

Tetapi serangan balasan Saudi yang mematikan terhadap Houthi menerima kritik keras dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dia "menyesalkan" "banyak korban sipil," akibat serangan itu menurut juru bicaranya, Stephane Dujarric.

Guterres "sekali lagi meminta semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan mencegah eskalasi dan intensifikasi konflik lebih lanjut," tambah Dujarric.

UEA telah menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

"Eskalasi ilegal dan mengkhawatirkan ini adalah langkah lebih lanjut dalam upaya Houthi menyebarkan terorisme dan kekacauan di wilayah kami," kata duta besar UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh, dalam sebuah surat kepada presiden Dewan Keamanan.

Baca juga: Perang Yaman: Kenapa Houthi Ingin Merebut Marib?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com