Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Koalisi Saudi Kirim Serangan Balik Setelah Drone Houthi Berhasil Tembus Ibu Kota UEA

SANA’A, KOMPAS.com - Serangan udara dari koalisi pimpinan Saudi menewaskan sedikitnya 14 orang di ibukota Yaman yang dikuasai pemberontak, setelah serangan oleh gerilyawan Houthi di Uni Emirat Arab (UEA) membuat ketegangan regional melonjak.

Melansir AFP pada Selasa (18/1/2022), penduduk Sana’a masih menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat dari serangan yang meratakan dua rumah, beberapa jam setelah serangan drone Houthi menembus Abu Dhabi.

Brigadir Jenderal Houthi Abdullah Qassem al-Junaid, direktur akademi angkatan udara pemberontak, tewas bersama dengan anggota keluarganya, menurut kantor berita pemberontak Saba.

Pasukan koalisi melancarkan serangan lebih lanjut di Sana’a pada Selasa (17/1/2022).

"Pencarian masih berlangsung untuk mencari korban yang selamat di reruntuhan," kata Akram al-Ahdal, kerabat beberapa korban.

Eskalasi dan intensifikasi

UEA, bagian dari koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak yang didukung Iran.

Negara itu telah bersumpah akan memberikan tanggapan keras terhadap serangan Senin (17/1/2022), serangan mematikan pertama yang diakui di dalam perbatasannya dan diklaim oleh pemberontak Yaman.

Serangan terhadap tempat perlindungan UEA yang terkenal di Timur Tengah membuka ketegangan baru dalam perang tujuh tahun, dan mengikuti gelombang pertempuran di Yaman, termasuk pertempuran antara pemberontak dan pasukan yang dilatih UEA.

Harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi tujuh tahun sebagian karena serangan Abu Dhabi, yang meledakkan tangki bahan bakar di dekat fasilitas penyimpanan raksasa minyak ADNOC. Houthi kemudian memperingatkan penduduk UEA untuk menghindari "instalasi vital".

Yaman menempati posisi strategis di Laut Merah, saluran penting untuk minyak dari Teluk yang kaya sumber daya.

Setelah serangan itu, penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed setuju untuk "bersama-sama melawan tindakan agresi ini", kata media pemerintah UEA.

Tetapi serangan balasan Saudi yang mematikan terhadap Houthi menerima kritik keras dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dia "menyesalkan" "banyak korban sipil," akibat serangan itu menurut juru bicaranya, Stephane Dujarric.

Guterres "sekali lagi meminta semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan mencegah eskalasi dan intensifikasi konflik lebih lanjut," tambah Dujarric.

UEA telah menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

"Eskalasi ilegal dan mengkhawatirkan ini adalah langkah lebih lanjut dalam upaya Houthi menyebarkan terorisme dan kekacauan di wilayah kami," kata duta besar UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh, dalam sebuah surat kepada presiden Dewan Keamanan.

'Tidak ada akhir'

Serangan Abu Dhabi menandai fase baru dalam perang Yaman dan semakin mengurangi harapan akan penyelesaian konflik. Sementara jutaan orang di negara itu sudah tergusur, sedangkan negaranya menjadi yang termiskin di semenanjung Arab itu.

Amerika Serikat berjanji meminta pertanggungjawaban Houthi. Sementara Inggris, Perancis, dan Uni Eropa juga mengutuk serangan itu.

Penargetan Abu Dhabi dilakukan menyusul bentrokan sengit di Yaman, termasuk kemajuan oleh Brigade Raksasa yang dilatih UEA, yang mengusir pemberontak keluar dari provinsi Shabwa.

Kekalahan tersebut merupakan pukulan bagi kampanye selama berbulan-bulan Houthi, untuk merebut wilayah tetangga Marib, benteng terakhir pemerintah di utara.

Awal bulan ini, Houthi membajak kapal kargo Rwabee berbendera UEA di Laut Merah, dan menuduh bahwa kapal itu membawa peralatan militer – klaim yang dibantah oleh koalisi dan UEA. Sebanyak 11 awak kapal internasional itu ditahan.

Perang saudara Yaman dimulai pada 2014, ketika Houthi merebut ibu kota Sanaa. Ini mendorong pasukan pimpinan Saudi untuk campur tangan, menopang pemerintah pada tahun berikutnya.

Konflik telah menjadi bencana bagi jutaan warganya yang telah meninggalkan rumah mereka. Banyak yang berada di ambang kelaparan, dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

PBB memperkirakan perang tersebut telah menewaskan 377.000 orang pada akhir 2021, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kelaparan dan penyakit.

"Tidak ada akhir yang terlihat untuk perang Yaman," Elisabeth Kendall, seorang peneliti di Universitas Oxford mengatakan kepada AFP.

"Sebaliknya, konflik meningkat dan masalah baru terbuka, baik di dalam negeri maupun sekarang di kawasan."

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/19/221500070/koalisi-saudi-kirim-serangan-balik-setelah-drone-houthi-berhasil-tembus

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke