Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novak Djokovic Terancam Hukuman Penjara atas Pernyataan Palsu dan Pelanggaran Karantina Covid-19

Kompas.com - 13/01/2022, 12:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com - Novak Djokovic dapat menghadapi hukuman satu tahun penjara dalam skenario terburuk, jika pasukan perbatasan Australia menemukan bahwa dia memberi pernyataan palsu pada formulir imigrasi yang diserahkannya sebagai bagian dari syarat masuk ke negara itu.

Pada Rabu (12/1/2022), petenis nomor satu dunia putra itu mengakui bahwa ia menyerahkan informasi yang tidak akurat dalam formulir pernyataan perjalanan, yang katanya diisi oleh agennya atas namanya sebelum memasuki Australia.

Baca juga: Pembawa Acara TV Australia Sebut Novak Djokovic Pembohong dan Licik

Atlet asal Serbia itu mengonfirmasi dalam formulir imigrasi bahwa dia tidak melakukan perjalanan atau tidak akan melakukan perjalanan dalam 14 hari, sebelum penerbangannya ke Australia pada 4 Januari.

Tapi berdasarkan unggahan media sosial yang muncul sejak itu, dia terdeteksi berada di Beograd pada 25 Desember dan kemudian di Spanyol selatan pada 31 Desember.

"Agen saya dengan tulus meminta maaf atas kesalahan administratif dalam mencentang kotak yang salah tentang perjalanan saya sebelumnya sebelum datang ke Australia," katanya dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Instagram.

"Ini adalah kesalahan manusia dan tentu saja tidak disengaja. Kita hidup di masa yang penuh tantangan dalam pandemi global dan terkadang kesalahan ini bisa terjadi."

Pada formulir yang diisi Djokovic sebelum penerbangannya ke Melbourne, terdapat pernyataan yang memperingatkan orang-orang, bahwa memberikan informasi palsu dapat diancam hukuman maksimal satu tahun penjara.

"Memberikan informasi palsu atau menyesatkan kepada Pemerintah Australia adalah pelanggaran serius. Jika terbukti bersalah, hukuman maksimalnya adalah penjara selama 12 bulan," kata situs web deklarasi perjalanan pemerintah Australia.

Baca juga: Ketika Kasus Visa Novak Djokovic “Dimanfaatkan” oleh Kelompok Anti-Vaksin

Insider mewartakan bahwa investigasi oleh Pasukan Perbatasan Australia, mengenai apakah Djokovic menyesatkan pihak berwenang tentang pergerakannya sebelum dia terbang ke Australia, sedang berlangsung.

Meskipun tampaknya tidak mungkin Djokovic benar-benar menghadapi hukuman penjara, itu tetap menjadi pilihan. Namun, kemungkinan besar visanya akan dibatalkan untuk kedua kalinya dan dideportasi dari Australia.

Alex Hawke, Menteri Layanan Imigrasi dan Migran Australia, dapat membatalkan visa Djokovic untuk kedua kalinya jika dia dinyatakan bersalah.

Hawke telah mempertimbangkan keputusan tersebut sejak visa Djokovic dipulihkan pada Senin (10/1/2022). Seorang juru bicara mengatakan pada Rabu (13/1/2022) bahwa ia masih membutuhkan lebih banyak waktu.

"Pengacara Tuan Djokovic baru-baru ini memberikan pengajuan lebih lanjut dan dokumentasi pendukung yang dikatakan relevan dengan kemungkinan pembatalan visa Tuan Djokovic," kata juru bicara itu, kepada News.com.au.

"Tentu, ini akan mempengaruhi kerangka waktu untuk pengambilan keputusan."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Novak Djokovic (@djokernole)

Baca juga: Menang di Pengadilan, Novak Djokovic Dibebaskan dari Tahanan Imigrasi Australia

Terancam hukuman penjara di Serbia

Selain mengakui bahwa dia telah memberikan informasi palsu pada formulir pernyataan perjalanannya, Djokovic juga mengakui pada Rabu (12/1/2022) bahwa dia telah menghadiri acara media di Beograd pada 18 Desember, hanya dua hari setelah dinyatakan positif Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com