Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Larang Pemakaian Tinta Tato, Seniman Tato Mengaku Rugi

Kompas.com - 05/01/2022, 20:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Seniman tato di Eropa mengatakan bahwa larangan baru Uni Eropa terhadap ribuan bahan kimia yang digunakan dalam tinta pewarna dapat merugikan industri tato.

Pembatasan, yang mulai diterapkan pada Selasa (4/1/2022), berlaku untuk zat yang dapat menyebabkan kanker atau masalah kesehatan lainnya.

Hal ini jelas mempengaruhi penjualan tinta berwarna.

Baca juga: Jurnalis Selandia Baru Sajikan Berita dengan Tato Wajah Suku Maori untuk Pertama Kalinya

Dilansir AFP, Uni Eropa mengatakan aturan itu akan mengurangi dampak merugikan dari bahan kimia

Tetapi, para ahli tato mengeluh bahwa tinta pengganti tidak mudah tersedia dan mungkin tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

Setelah dua tahun kesulitan yang disebabkan oleh pandemi, banyak bisnis berpendapat bahwa mereka tidak punya cukup waktu untuk menyesuaikan diri.

"Virus corona, ditambah penutupan selama berbulan-bulan, telah sangat mengguncang kami. Kemudian muncul larangan ini," kata seniman tato Hamburg Sebastian Makowski.

Dia mengatakan kepada kantor berita Jerman bahwa perubahan itu sama saja dengan larangan parsial pada bisnisnya.

Baca juga: Petarung MMA Penuh Tato Ini Buat Lawannya KO Hanya dalam 7 Detik

Uni Eropa memperkirakan bahwa hingga 12 persen orang Eropa memiliki tato, dan itu bisa dua kali lipat di antara orang dewasa muda.

Di Jerman saja, sebanyak satu dari lima orang diperkirakan memiliki tato.

Sementara di Belgia, pemerintah percaya 500.000 tato baru ditorehkan setiap tahun.

Peraturan Uni Eropa yang diperbarui tentang bahan kimia, yang dikenal sebagai Reach, disetujui oleh semua negara anggota pada tahun 2020.

Larangan tersebut mencakup 4.000 bahan kimia termasuk alkohol isopropanol, bahan umum dalam tinta tato, meskipun para pejabat mengatakan penggantinya sudah tersedia.

Baca juga: China Larang Pemain Timnas Memiliki Tato

Badan Kimia Eropa, yang membantu merancang undang-undang baru, mengatakan tinta bisa berbahaya.

Bahan ini disebut bisa menyebabkan "alergi kulit dan dampak kesehatan yang lebih serius lainnya, seperti mutasi genetik dan kanker".

Ia menegaskan bahwa aturan baru tidak dimaksudkan untuk melarang tato dan make-up permanen, tetapi hanya untuk membuatnya lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com