SEOUL, KOMPAS.com - Anggota parlemen Korea Selatan Ryu Ho Jeong menuai banyak kritik karena menggunakan beberapa gambar Jungkook BTS dalam kampanye politiknya tentang pembebasan tato.
Penggemar K-pop dikenal sangat melindungi idolanya, sehingga ketika Ryu Ho Jeong dari Partai Keadilan Korea Selatan menggunakan beberapa gambar Jungkook BTS dalam kampanyenya tanpa ada tanpa pernyataan persetujuan bersangkutan.
Penggemar BTS yang disebut Army, kemudian ramai-ramai mengkritik Ryu Ho Jeong karena dituduh menyeret Jungkook dalam politik, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Buntut Kerumunan Penjualan BTS Meal, Izin Tiga Gerai McD di Yogyakarta Terancam Dicabut
Korea Selatan memiliki aturan yang membatasi penggunaan tato tubuh, meski bukan tergolong ilegal.
Tato digolongkan sebagai prosedur medis dan hanya dapat dilakukan oleh dokter yang memenuhi syarat. Seseorang yang melakukan pelanggaran dapat menghadapi kemungkinan hukuman penjara.
Dalam beberapa tahun terakhir penggunaan tato di Korea Selatan semakin lebih luas, termasuk di kalangan para selebriti.
Banyak dari mereka kemudian menggunakan plester untuk menutupi tato mereka sebelum tampil di televisi.
Baca juga: Efek BTS Meal Ramai di Berbagai Negara, dari Aksi Jual Lagi hingga Proyek Berbagi
Anggota parlemen termuda Korea Selatan yang mengaku dirinya adalah penggemar BTS, mengunggah beberapa gambar Jungkook di media sosialnya.
Salah satu gambar Jungkook menunjukkan berbagai simbol, kata "ARMY" di tangan kanannya. Gambar lainnya terlihat tatonya tertutup perban panjang warna putih.
"Pernahkan Anda melihat selebriti favorit Anda ditutupi perban di tubuh mereka?" tulis Ryu bersama dengan gambar Jungkook BTS.
"Pemandangan mengerikan ini adalah akibat dari peraturan stasiun televisi tentang tato," terangnya.
Baca juga: Heboh BTS Meal, Kenapa BTS Sangat Digilai Penggemarnya hingga Mendunia
Di parlemen Ryu tengah mengusulkan RUU untuk mengizinkan ahli tato terlatih untuk disertifikasi secara hukum negara.
Namun, langkahnya mengunggah idol ternama secara global tanpa persetujuan untuk mempromosikan idenya telah membuatnya dikecam banyak orang.
Media sosialnya dibanjiri kritik, di antaranya lebih dari 1.000 komentar di Facebook.
"Jangan gunakan selebriti untuk agenda politikmu," kata salah satu penggemar BTS.