PYONGYANG, KOMPAS.com - Pejabat Korea Utara menuntut ribuan warga Pyongyang menyerahkan sampel tulisan tangan setelah muncul grafiti yang menghina Kim Jong Un.
Pesan tulisan itu muncul di dinding sebuah gedung apartemen di distrik Pyongchon pada 22 Desember.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Proyektil Diduga Rudal Balistik ke Laut Timur Semenanjung
Menurut situs berita Daily NK isi tulisannya berbunyi, “Kim Jong Un, sialan. Orang-orang mati kelaparan karena Anda”.
Guratan ofensif itu muncul di tengah kelaparan parah yang diperparah oleh banjir baru-baru ini, dan penutupan perbatasan utara dengan China karena pandemi Covid-19.
Daily Mail pada Selasa (4/1/2022) melaporkan bahwa grafiti itu muncul saat pertemuan tingkat tinggi Partai Buruh Korea yang berkuasa sedang berlangsung di ibu kota.
Pejabat setempat kemudian segera membersihkan grafiti menghina Kim Jong Un tersebut dari dinding oleh, dan polisi langsung bekerja melacak pelaku.
Petugas telah pergi dari pintu ke pintu ke rumah dan bisnis terdekat untuk meminta sampel tulisan tangan. Penduduk setempat juga diinterogasi soal pergerakan mereka pada hari pesan itu muncul.
Insiden yang menghebohkan itu dilaporkan ke situs berita Daily NK yang berbasis di Seoul oleh jaringan 'wartawan warga', yang menyamar di Korea Utara dan China, dari mana mereka memperoleh informasi tentang negara-negara yang tertutup.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Janji Kejar Deklarasi Damai dengan Korea Utara Sampai Akhir
Polisi Korea Utara kemungkinan akan menggunakan ribuan kamera CCTV yang dipasang Kim Jong Un di seluruh kota, situs tersebut melaporkan.
Kritik terhadap Kim Jong Un atau rezimnya dilarang keras. Mereka yang menentang tiraninya kemungkinan akan menghadapi hukuman panjang di kamp kerja paksa yang terkenal kejam.
Dalam kasus yang serius, pemberontak bahkan dapat dihukum mati.
Protes terhadap Kim sangat jarang dan hampir tidak pernah terdengar, terutama di ibu kota Pyongyang di mana hanya elite yang diizinkan untuk tinggal.
Contoh terakhir yang tercatat adalah pada Maret 2018. Saat itu seorang kolonel dieksekusi di depan umum setelah menulis slogan di Rumah Kebudayaan 24 April di Pyongyang.
24 April adalah Hari Matahari, hari ulang tahun kakek Kim, Kim Il-sung, pendiri Korea Utara.
Namun, kekurangan makanan telah menjadi sangat parah di Korea Utara, sehingga menyebabkan kesengsaraan bagi penduduk ibu kota.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.