ADDIS ABABA, KOMPAS.com – Dalam sepekan terakhir, setidaknya 1.000 orang ditahan di kota-kota di seluruh Etiopia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, Selasa (16/11/2021) kebanyakan dari mereka yang ditahan adalah etnis Tigrayan.
Pada 2 November lalu, Etiopia mengumumkan keadaan darurat selama enam bulan sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: 9 Faksi Anti-pemerintah Etiopia Bentuk Aliansi, Dorong Transisi Politik
Pengumuman tersebut berselang setahun sejak pecah konflik antara pemerintah federal dan pasukan yang bersekutu dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai politik yang mengendalikan Tigray.
Pengumuman darurat tersebut memungkinkan tersangka ditahan tanpa pengadilan dan memungkinkan penggeledahan dari rumah ke rumah tanpa surat perintah.
“Setidaknya 1.000 orang diyakini telah ditahan selama sekitar sepekan terakhir. Beberapa laporan menyebutkan angka itu jauh lebih tinggi,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Baca juga: Etiopia Lancarkan Serangan Udara ke Tigray, 10 Orang Tewas
“Perkembangan ini semakin merisaukan, mengingat sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah orang-orang Tigrayan,” sambung badan tersebut.
Juru bicara pemerintah federal Etiopia Legese Tulu tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebelummnya, kepolisian Etiopia menyatakan bahwa penangkapan-penangkapan yang dilakukan tidak bermotif etnis, tetapi ditujukan untuk menahan pendukung TPLF.
Baca juga: Etiopia Usir 7 Staf Senior PBB karena Berbicara Krisis Tigray
PBB menambahkan, kondisi di pusat-pusat penahanan buruk dan penuh sesak. Selain itu, banyak yang tidak diberitahu alasan penahanan mereka.
Selain itu, beberapa pekerja PBB rupanya juga ikut ditahan. Masih ada sekitar 10 pekerja PBB yang masih ditahan.
Pekan lalu, pemerintah federal Etiopia mengatakan bahwa setiap orang Etiopia yang bekerja untuk PBB akan dimintai pertanggungjawaban jika ada pelanggaran hukum.
Baca juga: Muncul 29 Jenazah Manusia di Sungai, Sudan Panggil Dubes Etiopia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.