Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Wanita, Termasuk Aktivis, Tewas di Afghanistan Utara

Kompas.com - 07/11/2021, 09:12 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah Taliban mengonfirmasi empat wanita tewas di kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan utara pada Sabtu (6/11/2021).

Sumber-sumber lokal mengidentifikasi setidaknya satu korban sebagai aktivis hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Afghanistan: Pemimpin Taliban Peringatkan Adanya Penyusup dalam Kelompoknya

Dua tersangka telah ditangkap setelah empat mayat ditemukan di sebuah rumah di kota itu, kata juru bicara Taliban dari kementerian dalam negeri Qari Sayed Khosti melansir AFP.

"Orang-orang yang ditangkap telah mengakui dalam interogasi awal bahwa para wanita itu diundang ke rumah oleh mereka. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung dan kasusnya telah dirujuk ke pengadilan," katanya.

Khosti tidak mengidentifikasi para korban. Tetapi sumber-sumber di Mazar-i-Sharif mengatakan kepada AFP bahwa salah satu yang tewas adalah seorang aktivis hak-hak perempuan dan dosen universitas, Frozan Safi.

Kepada AFP, tiga sumber di Mazar-i-Sharif mengaku mendengar para wanita itu menerima telepon, yang mereka pikir sebagai undangan untuk bergabung dengan penerbangan evakuasi.

Mereka lalu dijemput dengan mobil, namun kemudian ditemukan tewas.

Baca juga: Taliban Larang Penggunaan Mata Uang Asing di Afghanistan

"Saya kenal salah satu dari wanita itu, Frozan Safi," seorang pegawai wanita dari sebuah organisasi internasional mengatakan kepada AFP, tanpa menyebut nama.

"Dia juga seorang aktivis perempuan, sangat terkenal di kota ini."

Sumber itu mengatakan tiga minggu lalu dia sendiri menerima telepon dari seseorang. Penelepon berpura-pura menawarkan bantuan dalam usahanya untuk mendapatkan keselamatan di luar negeri.

"Dia tahu semua informasi tentang saya, meminta saya untuk mengirimkan dokumen saya, ingin saya mengisi kuesioner, berpura-pura menjadi pejabat kantor saya yang bertugas memberikan info ke AS untuk evakuasi saya," katanya.

Setelah menjadi curiga dia memblokir penelepon, dan sekarang hidup dalam ketakutan. Dia terkejut ketika mendengar tentang pembunuhan itu.

"Saya sudah takut," katanya. "Kesehatan mental saya tidak baik saat ini. Saya selalu takut seseorang akan datang ke rumah saya, membawa saya ke suatu tempat dan menembak saya."

Baca juga: Taliban: Akan Ada Dampak Global jika Pemerintahan di Afghanistan Tidak Diakui Segera

Taliban, yang merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus setelah perang 20 tahun melawan bekas pemerintah yang didukung AS, adalah gerakan garis keras yang sangat konservatif.

Di bawah periode kekuasaan terakhir mereka, perempuan dilarang dari kehidupan publik. Sejak kelompok itu kembali ke pemerintahan, banyak aktivis hak asasi manusia telah meninggalkan negara itu.

Beberapa perempuan yang masih bertahan mengadakan protes jalanan di Kabul menuntut agar hak-hak mereka dihormati, dan anak perempuan diizinkan bersekolah di sekolah menengah umum.

Anggota Taliban telah membubarkan beberapa protes, dan pemerintah mengancam akan menangkap wartawan yang meliput pertemuan tidak sah.

Tetapi para pemimpin gerakan itu bersikeras bahwa anggotanya tidak berwenang untuk membunuh para aktivis, dan telah berjanji bahwa siapa pun yang melakukannya akan dihukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com