Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Tunda Lagi Eksekusi Tahanan yang Dipenjara Sejak Usia 17 Tahun

Kompas.com - 17/10/2021, 15:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran kembali menunda rencana eksekusi seorang pria yang ditangkap pada usia 17 tahun, menurut laporam media di negara itu pada Sabtu (16/10/2021), setelah seruan internasional agar nyawanya diampuni.

"Hukuman Arman Abdolali yang akan dilakukan pagi ini ... telah dihentikan lagi, dan pemuda itu dikirim kembali ke penjara tadi malam," kata surat kabar Etemad di situsnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu eksekusi Abdolali yang sekarang berusia 25 tahun ditunda, menurut media Iran.

Baca juga: Mantan Gubernur dan Beberapa Kroninya di Bank Sentral Iran Dihukum Penjara

Abdolali ditangkap pada 2014 dan kemudian dihukum karena membunuh pacarnya.

Surat kabar Hamshahri minggu ini melaporkan, hukuman mati ditunda hingga Sabtu (16/10/2021) dan mungkin Abdolali akan segera dieksekusi.

Amnesty International pada Senin (11/10/2021) mengatakan, Abdolali dipindahkan ke sel isolasi di sebuah penjara di Karaj, barat Teheran, dalam persiapan untuk eksekusi pada Rabu (13/10/2021).

Kelompok hak asasi yang berbasis di London itu mengatakan, dia dijatuhi hukuman mati dua kali karena membunuh pacarnya, tetapi eksekusi itu juga dihentikan dua kali setelah kecaman internasional.

"Otoritas Iran harus segera menghentikan semua rencana untuk mengeksekusi Arman Abdolali," ujar Diana Eltahawy, wakil direktur Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dikutip dari AFP.

Para pakar hak asasi manusia PBB juga mengimbau Iran untuk menghentikan eksekusi tersebut.

"Hukum hak asasi manusia internasional dengan tegas melarang penjatuhan hukuman mati pada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun," kata Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB yang berbasis di Jenewa.

Iran membantah hukuman mati untuk kejahatan yang dilakukan sebagai anak di bawah umur adalah pelanggaran hak asasi manusia.

Tahun lalu Iran mengeksekusi sedikitnya 246 orang, mempertahankan posisinya sebagai negara dengan hukuman mati terbanyak di kawasan itu dan yang kedua di seluruh dunia setelah China, menurut Amnesty.

Baca juga: Iran Tangkap 10 Orang, Diklaim sebagai Mata-mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com