Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang di Jalur Gaza Hidup dengan 97 Persen Air yang Tercemar

Kompas.com - 13/10/2021, 11:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Krisis air di Jalur Gaza mempengaruhi setiap orang di daerah yang berpenduduk 2 juta ini.

Banyak orang di Gaza harus membeli air minum mereka dari pemasok swasta karena air keran sering tidak berfungsi karena pemadaman listrik yang lama, dan seringkali terlalu asin untuk diminum.

Sumber daya air yang sangat tercemar di Jalur Gaza itu berdampak serius pada kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak, menghadapi risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Krisis air di Jalur Gaza telah memburuk selama beberapa dekade terakhir karena blokade Israel, pengurangan dana kemanusiaan, dan rangkaian serangan militer Israel, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Proses Perbaikan Gaza Pasca Serangan 11 Hari Israel Akan Dimulai Oktober, Ini Rinciannya

Falesteen Abdelkarim (36 tahun) dari kamp pengungsi Al-Shati, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa air di daerahnya “tidak bisa diminum”.

“Rasanya seperti berasal dari laut. Kami tidak bisa menggunakannya untuk minum, memasak, atau bahkan mandi,” ujar Abdelkarim.

Abdelkarim mengatakan warga memiliki akses ke air kota hanya 3 kali seminggu, dan kadang-kadang, air itu “bercampur dengan limbah” karena infrastruktur yang rusak di kamp-kamp pengungsi.

"Hidup di kamp-kamp pengungsi sangat menyedihkan. Kami selalu membeli air minum dari pedagang kaki lima,” kata Abdelkarim, ibu lima anak itu tentang krisis air.

Baca juga: Israel Akan Bantu Bangun Gaza, jika Hamas Mau Damai

Air yang tercemar

Banyak pedagang swasta di Gaza menghilangkan kandungan gamar dari air kota dan menjualnya kepada orang-orang tersebut dengan harga rata-rata 7 dollar AS (Rp 99.500) untuk setiap 1.000 liter air.

Muhammad Saleem (40 tahun) dari lingkungan Al-Sheikh Redwan di Gaza utara, mengatakan bahwa usaha kebun di rumahnya telah gagal karena air yang terlalu tercemar.

“Semua tanaman saya mengering dan mati karena salinitas air dan klorida yang tinggi,” kata Saleem kepada Al Jazeera.

Saleem menyadari bahayanya mengkonsumsi air yang tercemar garam dan klorida tersebut.

“Jika tanaman mati karena air ini, bagaimana dengan tubuh manusia?” kritiknya.

Organisasi hak asasi manusia telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang situasi krisis air yang memburuk di Jalur Gaza.

Pada sesi ke-48 Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Senin (11/10/2021), Institut Global untuk Air, Lingkungan dan Kesehatan serta Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mengatakan bahwa air di Gaza “tidak dapat diminum” dan “perlahan meracuni” orang-orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com