Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri, Teka-teki Pembajakan Pesawat DB Cooper dari Surat Petunjuk dan Area Baru

Kompas.com - 09/09/2021, 23:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Hingga saat ini Amerika Serikat (AS)vmasih belum bisa memecahkan salah satu kasus pembajakan pesawat (skyjacker) paling terkenal dalam sejarah kejahatan negaranya, yakni soal peristiwa November 1971.

Bahkan setelah ribuan tersangka atas kasus ini dimintai keterangan sejak itu, FBI akhirnya memutuskan untuk menghentikan penyelidikan pada 2016.

Baca juga: Tampik Keterlibatan dalam Serangan 9/11, Arab Saudi Dukung Dokumen Rahasia Dibuka

Kasus misterius ini melibatkan seorang pria berusia pertengahan 40-an, mengenakan jas dan dasi dan mengidentifikasi dirinya sebagai Dan Cooper, kepada petugas check-in maskapai pada November 1971.

Pria yang kemudian terkenal sebagai DB Cooper ini, naik pesawat jet Northwest Orient Airlines antara Portland dan Seattle. Setelah memesan bourbon dan soda, sebuah catatan diserahkannya kepada pramugari. Isinya mengeklaim bahwa dia memiliki bom di tas kerjanya.

"Nona, saya punya bom dan ingin Anda duduk di samping saya," kata catatan itu.

Setelah mengambil uang tunai 200,000 dollar AS (Rp 2,8 miliar) dan empat parasut di Seattle, Cooper membiarkan penumpang turun. Pesawat itu lalu kembali diperintahkan untuk lepas landas dan berangkat ke arah Reno, Nevada.

Pada ketinggian rendah 10.000 kaki di suatu tempat di barat daya Washington, Cooper menurunkan tangga belakang pesawat Boeing 727 dengan uang tebusan dan melakukan terjun payung.

Baca juga: Teka-teki Pembajakan Pesawat Ukraina di Afghanistan, Ada 2 Versi

Setelah 45 tahun menangani kasus ini, FBI mengatakan sumber daya memerangi kejahatannya akan lebih baik digunakan di tempat lain. Tapi kasus ini tetap tertanam dalam mitologi kejahatan Amerika.

Nyaris lima dekade setelah kasus tak terpecahkan itu, kisahnya kembali diceritakan kembali dalam serial populer Marvel Universe, "Loki," yang dibintangi oleh Tom Hiddleston.

Sementara pada Januari tahun ini, Sheridan Peterson, salah satu tersangka utama dalam pembajakan pesawat ini meninggal di California pada usia 94 tahun.

Peterson bersikeras bahwa dia berada di Nepal pada saat pembajakan, namun tetap dianggap sebagai tersangka utama oleh FBI. Adapun DNA yang dikumpulkan dari dasi yang dikenakan Cooper di pesawat telah diuji, tetapi tidak ditemukan kecocokan.

Baca juga: Misteri Dokumen Rahasia 9/11, Benarkah Arab Saudi Terlibat Serangan?

Petunjuk dalam surat ejekan?

Dalam beberapa dekade penyelidikan itu, beberapa bukti sebenarnya dimiliki FBI. Petunjuk paling substantif termasuk 5.800 dollar AS (Rp 82 juta) dari uang tebusan, yang ditemukan oleh seorang anak laki-laki pada 1980 di sepanjang Sungai Columbia di negara bagian Washington.

Selain itu, FBI sebenarnya memiliki surat-surat ejekan yang diterima oleh beberapa surat kabar AS.

Surat-surat itu, khususnya, telah menawarkan petunjuk yang menggiurkan tentang identitas pria di balik pembajakan pesawat, yang lolos dengan uang yang nilainya saat penyelidikan ditutup pada 2016 sudah setara 1,2 juta dollar AS (Rp 17 miliar).

Sedikitnya enam surat diketik, ditulis tangan, dan dibuat menggunakan potongan surat tembusan, dikirim ke beberapa surat kabar segera setelah pembajakan, semuanya mengaku dari Cooper.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com