Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok Pemimpin Kudeta Guinea, Lulusan S2 Universitas di Paris

Kompas.com - 07/09/2021, 11:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CONAKRY, KOMPAS.com - Kudeta Guinea terbaru pada Minggu (5/9/2021) dipimpin oleh Letnan Kolonel Mamady Doumbouya, tentara lulusan S2 yang pernah bertugas di Foreign Legion Perancis.

Saat melakukan kudeta di Guinea, Mamady Doumbouya bersama pasukan khususnya menangkap Presiden Alpha Conde (83) yang dituduh hendak bertindak otoriter.

Mengenakan baret merah dan kacamata hitam, Mamady Doumbouya mengumumkan pembubaran konstitusi yang diubah presiden Conde agar membuatnya bisa menjabat tiga periode.

Baca juga: Kudeta di Guinea, Tentara Culik Presiden dan Bubarkan Pemerintah

Kemudian, saat dirinya berbalut bendera nasional tetapi tanpa kacamata hitam, pemimpin kudeta Guinea itu berjanji untuk mengawasi transisi yang inklusif dan damai.

"Ada banyak kematian yang sia-sia, banyak yang terluka, banyak air mata," katanya dikutip dari AFP, merujuk pada tindakan keras berdarah Conde terhadap pengunjuk rasa.

Dalam melakukan kudeta Guinea, Letkol Mamady Doumbouya terinspirasi mendiang pemimpin Ghana, Jerry Rawlings, yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 1981 lalu mengawasi peralihan ke demokrasi.

"Jika rakyat dihancurkan oleh pejabat tingginya, tentara berhak memberikan kebebasan kepada rakyat," kata Doumbouya, mengutip perkataan Rawlings.

Mamady Doumbouya adalah tentara berusia awal 40-an yang memiliki gelar master dalam bidang dinamika industri dan pertahanan di Universitas Pantheon-Assas, Paris, Perancis.

Dia kemudian mengasah kemampuan militernya di akademi Ecole de Guerre Perancis, dan menjadi anggota Foreign Legion.

Baca juga: Usai Kudeta, Militer Guinea Tutup Perbatasan dan Nyatakan Konstitusi Tidak Sah

Selama karier militernya, Mamady Doumbouya pernah terjun ke misi di Afghanistan dan Republik Afrika Tengah.

Unitnya, Grup Pasukan Khusus, baru saja dibentuk pada 2018.

Tangkapan layar dari video menunjukkan pemimpin kudeta Guinea, Letnan Kolonel Mamady Doumbouya (tengah) dikelilingi pasukannya dan berbalut bendera negara, berbicara dalam pidato untuk bangsa di ibu kota Conakry, Minggu (5/9/2021). Junta militer Guinea menahan Presiden Alpha Conde setelah terjadi baku tembak sengit selama berjam-jam.RADIO TELEVISION GUINEENNE via AP Tangkapan layar dari video menunjukkan pemimpin kudeta Guinea, Letnan Kolonel Mamady Doumbouya (tengah) dikelilingi pasukannya dan berbalut bendera negara, berbicara dalam pidato untuk bangsa di ibu kota Conakry, Minggu (5/9/2021). Junta militer Guinea menahan Presiden Alpha Conde setelah terjadi baku tembak sengit selama berjam-jam.
Kala itu orang-orang berpakaian balaclava berbaris dalam parade peringatan 60 tahun yang disaksikan langsung oleh Alpha Conde, presiden yang tiga tahun kemudian mereka gulingkam.

Mamady Doumbouya berasal dari Kankan di Guinea timur. Dia menikah dengan perempuan Perancis dan memiliki tiga anak, menurut media Guinea.

Alasan Mamady Doumbouya lakukan kudeta di Guinea

"Kami di sini bukan untuk bersenang-senang dengan kekuasaan, kami di sini bukan untuk bermain, kami akan belajar dari semua kesalahan yang telah dibuat," katanya di saluran TV Perancis France 24, merujuk pada kudeta masa lalu di Guinea.

Halaman:

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com