Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban telah Berubah, Jadikan Media Sosial Alat Baru Propaganda Politik

Kompas.com - 07/09/2021, 09:35 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada 15 Agustus disertai dengan kampanye media sosial yang tidak biasa.

Melansir BBC pada Selasa (7/9/2021), kampanye politik media sosial yang komperhensif dari Taliban selama agresinya, kurang umum dalam sejarah konflik mereka di negara itu.

Jaringan akun media sosial menyoroti dugaan kegagalan pemerintahan Afghanistan yang berpusat di Kabul, sambil memuji pencapaian Taliban.

Tweet beredar berisi klaim cepat yang membual kemenangan Taliban, menuduh pemerintah Afghanistan melakukan kejahatan perang, disertai beberapa tagar, seperti #kabulregimecrimes, yang menjadi tren di Afghanistan.

Baca juga: Klaim Kuasai Lembah Panjshir, Taliban Kibarkan Bendera di Kantor Gubernur

Saat itu sebagai tanggapan, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh memperingatkan pasukannya dan masyarakat untuk tidak jatuh pada klaim palsu tentang kemenangan Taliban di media sosial, dan meminta orang-orang untuk menghindari membagikan rincian operasi militer yang dapat membahayakan keamanan.

Kampanye media sosial itu menunjukkan bahwa Taliban telah memodifikasi jalur agresi politiknya, yang semula sebagai penentang keras teknologi informasi dan media modern.

Kini, kelompok militan itu membangun perangkat media sosial untuk memperkuat pesan mereka.

Ketika Taliban pertama kali berkuasa di Afghanistan pada 1996, mereka melarang internet, menyita atau menghancurkan televisi, kamera, dan kaset video.

Pada 2005, 4 tahun setelah digulingkan dari pemerintahan Afghanistan, situs resmi Emirat Islam Taliban, Al-Emarah, diluncurkan.

Sekarang, Al-Emarah menerbitkan konten dalam 5 bahasa, Inggris, Arab, Pashto, Dari, dan Urdu. Audio, video, dan konten tertulis diawasi oleh komisi budaya Emirat Islam Afghanistan (IEA), yang dipimpin oleh juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Taliban Rebut Lembah Panjshir, Jenderal Top Tewas | Kabar Dunia Sepekan

Akun Twitter pertama Zabihullah Mujahid ditangguhkan oleh perusahaan platform, tetapi akun barunya, aktif sejak 2017, memiliki lebih dari 371.000 pengikut.

Di bawahnya ada tim sukarelawan yang berdedikasi yang mempromosikan ideologi Taliban secara online.

Dilaporkan bahwa Qari Saeed Khosty secara efektif menjabat sebagai direktur media sosial IEA.

Khosty mengatakan kepada BBC bahwa tim memiliki kelompok terpisah yang berfokus pada Twitter, mencoba untuk membuat tagar Taliban menjadi tren, serta menyebarkan pesan di WhatsApp dan Facebook.

"Musuh kami memiliki televisi, radio, akun terverifikasi di media sosial dan kami tidak memilikinya, namun kami bertarung dengan mereka di Twitter, Facebook, dan mengalahkan mereka," kata Khosty.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com