Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Klaim Program Nuklirnya Bertujuan Damai

Kompas.com - 18/08/2021, 16:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com – Iran menegaskan bahwa kegiatan nuklirnya bertujuan damai serta sesuai dengan komitmen.

Pernyataan tersebut disampaikan Iran setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebut Iran mempercepat produksi uranium yang diperkaya.

Baca juga: Iran: Kemenangan Taliban atas Afghanistan Harus Jadi Kesempatan Persatuan Nasional

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Selasa (17/8/2021) menegaskan bahwa program nuklir Iran sudah sesuai dengan aturan.

"Semua program dan tindakan nuklir (Iran) sepenuhnya sesuai dengan NPT (Perjanjian Non-Proliferasi), komitmen perlindungan Iran, di bawah pengawasan IAEA, dan diumumkan sebelumnya," kata Khatibzadeh.

Sebelumnya, Direktur IAEA Rafael Grossi memberi tahu negara-negara anggota IAEA bahwa Teheran tengah meningkatkan kapasitasnya di situs Natanz.

Baca juga: Kasus Covid-19 Mengkhawatirkan, Iran Lockdown 6 hari dan Perintahkan Larangan Bepergian

Grossi mengatakan, Iran telah mengonfigurasi mode operasional baru untuk produksi UF6 yang diperkaya hingga 60 persen Uranium-235.

Dia menambahkan, upaya tersebut melibatkan penggunaan dua kaskade centrifuge dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Iran dikabarkan telah memulai memperkaya uranium hingga 60 persen pada pertengahan April sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Mossad Sebut Presiden Baru Iran Memiliki Gangguan Mental

Teheran secara bertahap melanggar komitmennya dalam kesepakatan nuklir bersama negara-negara adidaya sejak 2019, setahun setelah mantan presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri.

Kesepakatan nuklir yang ditandatangi pada 2015 tersebut memiliki nama resmi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Kesepakatan tersebut berjanji memberi Iran keringanan sanksi dan imbalan dengan syarat Teheran membatasi program nuklirnya.

Baca juga: Covid-19 di Iran Memburuk Lagi, Sehari Capai Rekor 40.000 Kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com