Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Mengkhawatirkan, Iran Lockdown 6 hari dan Perintahkan Larangan Bepergian

Kompas.com - 15/08/2021, 09:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com – Pemerintah Iran mengumumkan pemberlakuan lockdown selama enam hari di seluruh negeri untuk mengekang peningkatan kematian dan infeksi Covid-19 yang mengkhawatirkan, saat masyarakatnya sudah marah dan frustrasi dengan tanggapan pandemi negaranya.

Gugus tugas anti-coronavirus nasional Iran, yang dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi, mengatakan pada Sabtu (14/8/2021) penutupan nasional akan dimulai pada Senin (16/8/2021) dan berlangsung hingga Sabtu (21/8/2021).

Semua kantor, bank, dan bisnis yang tidak penting akan ditutup. Larangan perjalanan dalam kota juga akan diberlakukan mulai Minggu pagi (15/8/2021) dan berlangsung hingga Sabtu malam (21/8/2021).

Baca juga: Mossad Sebut Presiden Baru Iran Memiliki Gangguan Mental

Awal bulan ini, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki sebenarnya telah menyerukan penguncian dua minggu, dibawah pengawasan militer untuk mencegah keruntuhan sistem kesehatan negara yang sudah tegang.

Beberapa penguncian sebelumnya dengan mudah dilanggar di tengah lemahnya penegakan hukum oleh pihak berwenang.

Masih harus dilihat apakah upaya baru ini akan memiliki efek yang berarti dalam mengekang pandemi paling mematikan di Timur Tengah, sekarang dalam gelombang kelima yang ditentukan oleh varian Delta.

Kementerian kesehatan Iran mengatakan pada Sabtu (14/8/2021) sebanyak 466 orang Iran meninggal karena Covid-19 dan 29.700 kasus baru ditemukan dalam 24 jam terakhir.

Korban tewas resmi Covid-19 Iran sejak Februari 2020 mencapai lebih dari 97.000, tetapi para pejabat mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Teheran mengalami hari paling mematikan dalam catatan pandeminya pada Jumat (13/8/2021), ketika 390 orang meninggal, termasuk 216 karena terinfeksi Covid-19. Angka itu memecahkan rekor suram dalam 51 tahun sejarah Behesht-e Zahra, pemakaman ibu kota, yang terbesar di Iran.

Baca juga: Covid-19 di Iran Memburuk Lagi, Sehari Capai Rekor 40.000 Kasus

Peta berkode warna terbaru yang menunjukkan tingkat keparahan wabah menunjukkan bahwa tidak satupun kota Iran yang diklasifikasikan sebagai "biru", yang menunjukkan tingkat peringatan terendah.

Sementara itu 358 kabupaten, yang mencakup hampir semua dari 31 provinsi di negara itu, diklasifikasikan sebagai "merah".

Dimulainya upacara untuk bulan suci Islam Muharram mulai Selasa (17/8/2021) di seluruh negeri telah memicu kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat lebih tinggi.

Sejumlah video yang beredar awal pekan ini dari beberapa provinsi menunjukkan orang-orang berkabung di ruang sempit, banyak yang tanpa masker.

Kondisi itu mendorong pihak berwenang mengubah protokol kesehatan Muharram, tidak lagi mengizinkan acara diadakan dalam ruangan, dan juga melarang pawai kelompok bergerak melalui jalan-jalan.

Video rumah sakit penuh dengan pasien terbaring di tanah atau di halaman, dan antrean di apotek yang terkadang menghadapi kekurangan obat, telah menjadi hal biasa.

Baca juga: Setiap 2 Menit, 1 Orang Meninggal karena Covid-19 di Iran

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com