Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Khawatir soal Pekerja Lokal, Singapura Ubah Kebijakan Pekerja Asing

Kompas.com - 09/08/2021, 11:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura akan menyesuaikan kebijakan pekerja asing untuk mengatasi kekhawatiran di antara penduduk setempat atas persaingan pekerjaan, saat pusat bisnis global itu tetap membuka diri untuk bakat dari luar negeri.

"Kami harus menyesuaikan kebijakan kami untuk mengelola kualitas, jumlah, dan konsentrasi orang asing di Singapura," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Pesan Hari Nasionalnya pada Minggu (8/8/2021) melansir Reuters.

“Jika kita melakukan ini dengan baik, kita dapat terus menerima pekerja asing dan imigran baru, seperti yang kita harus lakukan.”

Baca juga: Singapura Keluarkan Aturan Tahap Persiapan Covid-19 Jadi Endemik Mulai 10 Agustus

Tenaga kerja asing telah lama menjadi isu penting di Singapura. Namun ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 meningkatkan kekhawatiran pekerjaan di kalangan penduduk setempat, meski negara kota itu mulai pulih dari rekor resesi tahun lalu.

Masalah ini juga disorot oleh partai-partai oposisi Singapura selama kampanye pemilihan umum tahun lalu. Tantangan ini termasuk gerakan bersejarah, mengingat Partai Aksi Rakyat pimpinan Lee telah memerintah Singapura sejak negara kota itu merdeka pada 1965.

Hanya di bawah 30 persen dari 5,7 juta penduduk Singapura bukan penduduk, naik dari sekitar 10 persen pada 1990, menurut statistik pemerintah “Negeri Singa”.

Baca juga: Akhirnya, Singapura Akui Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Lee memperingatkan bahwa membalik (kebijakan) ke dalam (negeri) akan merusak posisi Singapura sebagai pusat ekonomi global dan regional.

"Itu akan membuat kami kehilangan pekerjaan dan peluang."

Pemerintahnya telah memperketat kebijakan pekerja asing selama beberapa tahun, sambil mengambil langkah-langkah mempromosikan perekrutan lokal. Termasuk dengan menaikkan ambang gaji untuk mengeluarkan izin kerja.

Jumlah orang yang tinggal di Singapura turun 0,3 persen tahun lalu, penurunan pertama sejak 2003.

Pembatasan perjalanan dan kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 mendorong pekerja asing keluar dari negara itu.

Baca juga: Akhiri Lockdown Parsial Jilid 2, Singapura Mulai Transisi Hidup bersama Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com