Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam Beijing, Kapal Induk Inggris Tetap Masuk Laut China Selatan

Kompas.com - 28/07/2021, 12:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

SINGAPURA, KOMPAS.com – Kapal induk milik Inggris, HMS Queen Elizabeth, memasuki perairan Laut China Selatan pada Selasa (27/7/2021) dan tiba di Singapura.

Kapal induk terbaru Inggris tersebut tetap melanjutkan misinya meski China sudah berulangkali memberikan peringatan.

Masuknya kapal induk Inggris ke Laut China Selatan tersebut merupakan ketegangan terbaru antara China dengan Inggris termasuk sekutunya seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia.

Baca juga: China Bangun “Tembok Besar” Baru di Laut China Selatan Dilengkapi Pangkalan Militer Besar

Misi HMS Queen Elizabeth tersebut juga telah menghidupkan kembali perdebatan tentang klaim China atas perairan yang kaya sumber daya tersebut.

Melansir Newsweek, Beijing berulangkali mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan. Namun, klaim tersebut ditolak oleh Mahkamah Internasional pada 2016.

Mahkamah Internasional di Den Haag lantas mengizinkan AS, Inggris, dan Australia untuk melakukan operasi kebebasan navigasi rutin di beberapa lokasi di Laut China Selatan.

Berdasarkan keputusan tahun 2016 tersebut, kapal Inggris mengabaikan peringatan Beijing dan memasuki Laut China Selatan untuk melakukan operasi maritimnya di Laut China Selatan.

Baca juga: Filipina Usir Kapal Tempur Beijing di Laut China Selatan

Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan bahwa misi tersebut merupakan latihan untuk memajukan interoperabilitas dan koordinasi antara angkatan laut Inggris dan Singapura.

“Dibangun di atas kemitraan pertahanan yang dalam dan telah berlangsung lama antara Inggris dan Singapura,” ujar Kementerian Pertahanan Inggris tersebut.

Kementerian tersebut menambahkan, itu sekaligus pertama kalinya gugus tempur kapal induk generasi kelima Angkatan Laut Kerajaan Inggris tersebut menggelar latihan gabungan dengan Angkatan Laut Singapura.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga mengutuk klaim China yang terus berlanjut atas seluruh wilayah Laut China Selatan.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Ching Shih, Ratu Bajak Laut China Selatan Abad Ke-19

"Klaim Beijing atas sebagian besar Laut China Selatan tidak memiliki dasar dalam hukum internasional,” kata Austin, Selasa.

Dia menambahkan, klaim “Negeri Panda” di Laut China Selatan merupakan pelanggaran kedaulatan sejumlah negara di kawasan tersebut.

“Kami terus mendukung negara-negara pantai di kawasan itu dalam menegakkan hak-hak mereka di bawah hukum internasional," sambung Austin.

Di sisi lain, para pejabat China menolak masuknya kapal perang Inggris dan AS ke wilayah tersebut.

Baca juga: Memanas, Beijing Usir Kapal Perusak AS di Laut China Selatan

Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Laut China Selatan tidak seharusnya menjadi perairan yang menjadi tempat adu kekuatan besar yang didominasi oleh senjata dan kapal perang.

“Sumber militerisasi sebenarnya di Laut China Selatan berasal dari negara-negara di luar kawasan ini yang mengirimkan kapal perang mereka ribuan kilometer dari rumah,” tutur Tan.

“Militer China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” sambungnya.

Baca juga: AS Ancam Beijing: Jangan Coba-coba Serang Filipina di Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com