WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) kembali memperingatkan China untuk tidak menyerang angkatan bersenjata Filipina di Laut China Selatan.
Jika Beijing ngeyel, Washington mengultimatum bahwa tindakan tersebut dapat mengaktifkan perjanjian pertahanan bersama antara AS dan Filipina tahun 1951.
Baca juga: Ketegangan Meningkat, AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan
Salah satu pasal dalam perjanjian itu berbunyi, “Setiap pihak mengakui bahwa serangan bersenjata di area Pasifik terhadap salah satu pihak akan berbahaya bagi perdamaian dan keselamatannya sendiri dan menyatakan bahwa pihaknya akan bertindak untuk menghadapi bahaya bersama sejalan dengan proses konstitusional.”
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu (11/7/2021) sebagaimana dilansir Reuters.
Blinken memberikan pernyataan tertulis tersebut dalam peringatan tahun kelima keputusan pengadilan arbitrase internasional yang menolak klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Baca juga: AS Kecam Meningkatnya Penerbangan Militer China di Laut China Selatan
China berulangkali mengeklaim sebagian besar perairan Laut China Selatan, perairan yang juga diperebutkan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Lima tahun lalu, pengadilan arbitrase internasional memutuskan untuk menolak klaim China tersebut. Namun “Negeri Panda” masih ngotot mempertahankan klaimnya.
"AS menegaskan kembali kebijakan 13 Juli 2020 mengenai klaim maritim di Laut China Selatan," kata Blinken.
Baca juga: Duterte Larang Menteri Filipina Bahas Laut China Selatan di Depan Umum
Kebijakan tersebut merujuk penolakan AS yang dikeluarkan mantan Presiden Donald Trump terhadap klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan.
“Kami juga menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan mengaktifkan komitmen pertahanan bersama AS berdasarkan Pasal IV Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina tahun 1951,” tambah Blinken.
Baca juga: Sumpah Serapah Menlu Filipina ke China atas Sengketa Laut China Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.