Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Gunung Lumpur Sebabkan Ledakan di Ladang Minyak dan Gas Laut Kaspia

Kompas.com - 07/07/2021, 17:24 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BAKU, KOMPAS.com - Sebuah ledakan kuat mengguncang wilayah Laut Kaspia di mana Azerbaijan memiliki ladang minyak dan gas lepas pantai yang luas.

Penyebab ledakan, yang menimbulkan bola api membumbung tinggi ke langit pada Minggu malam (4/7/2021), tidak segera ditentukan.

Tetapi perusahaan minyak negara, Socar, mengatakan informasi awal mengindikasikan itu disebabkan oleh gunung lumpur.

Melansir Guardian pada Senin (5/7/2021), Socar menyatakan tidak ada platform minyak yang rusak dalam ledakan itu.

Laut Kaspia memiliki konsentrasi gunung berapi lumpur yang tinggi, yang bisa memuntahkan lumpur dan gas yang mudah terbakar.

Juru bicara Socar Ibrahim Ahmadov dikutip oleh kantor berita Azerbaijan APA mengatakan ledakan itu terjadi sekitar 10 km (enam mil) dari ladang gas Umid, yang berjarak 45 mil (75 km) di lepas pantai ibukota, Baku.

Baca juga: Usai Keluarkan Gas Beracun, Gunung Taal Filipina Akan Meletus Lagi

BBC melaporkan api terus membara hingga Senin (5/7/2021), tetapi tidak mengancam infrastruktur minyak dan gas maupun kehidupan masyarakat, menurut Kementerian Darurat Azerbaijan.

Kebakaran itu kembali disebut terjadi karena gunung lumpur.

Sekitar 400 dari perkiraan 1.000 gunung lumpur di dunia berada di Azerbaijan. Mereka memuntahkan lumpur dan gas yang mudah terbakar.

Mark Tingay, seorang ahli gunung lumpur dan asisten profesor di Universitas Adelaide Australia, mengatakan ledakan itu "tentu saja bisa jadi gunung lumpur."

Menurutnya lokasinya juga "cocok secara kasar" dengan gunung lumpur yang disebut Makarov Bank, yang meledak pada 1958. Kejadian itu melepaskan semburan api setinggi 500-600 meter dan lebar 150 meter.

Negara ini memiliki “ratusan” gunung lumpur, seperempat di antaranya diketahui meletus dengan hebat, kata Tingay.

Para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan gunung lumpur aktif.

Tetapi teori yang paling mungkin adalah bahwa batu-batu besar dan batu yang didorong ke atas selama ledakan dapat saling bertabrakan, menyebabkan percikan yang menyalakan gas.

Baca juga: Letusan Gunung Nyiragongo di Kongo: Warga Selfie Depan Rumah Mereka yang Terbakar

Azerbaijan dikenal sebagai "Tanah Api" karena cadangan minyak dan gas alam bawah tanahnya.

Penjelajah Marco Polo menulis tentang kebakaran, yang disebabkan oleh gas yang terbakar, pada abad ke-13.

Ledakan pada Minggu (4/7/2021) terjadi setelah kebakaran di permukaan laut di Teluk Meksiko barat semenanjung Yucatan Meksiko padam pada akhir pekan, setelah terbakar selama lebih dari lima jam.

Kejadian itu dijuluki "mata api" di media sosial karena bentuk api yang dihasilkan dipermukaan laut akibat kejadian itu.

Perusahaan minyak negara Pemex menyalahkan kebocoran gas dari pipa bawah air yang memicu kebakaran.

Baca juga: Pipa Gas Pecah di Teluk Meksiko, Api Warna Jingga Menjalar di Lautan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ratusan Orang Kepung Gedung Putih, Teriakkan 'Bebaskan Palestina!'

Ratusan Orang Kepung Gedung Putih, Teriakkan "Bebaskan Palestina!"

Global
Saksi: Israel Tempatkan Tank-tank di Pusat Kota Rafah

Saksi: Israel Tempatkan Tank-tank di Pusat Kota Rafah

Global
Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com