Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Kelaparan, Masyarakat Madagaskar Terpaksa Makan Belalang hingga Lumpur

Kompas.com - 26/06/2021, 06:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Madagaskar dilanda kelaparan parah yang membuat masyarakat terpaksa memakan belalang, kaktus, dedaunan, hingga lumpur.

PBB memperingatkan bahwa bencana kelaparan yang melanda Madagaskar akibat dari perubahan iklim ekstrem, membuat kekeringan berkepanjangan selama bertahun-tahun.

Situasi yang memprihatinkan di Madagaskar mendorong Direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley berkunjung dan ia menggambarkan situasi negara itu "sesuatu yang Anda lihat di film horor".

Baca juga: Dokumen PBB: 350.000 Orang di Tigray Etiopia Kelaparan

Direktur regional WFP untuk Afrika Selatan, Lola Castro yang menemani Beasley ke Madagaskar menyebut krisis kelaparan di Madagaskar itu "sangat dramatis" dalam sebuah wawancara video dengan wartawan di markas besar PBB di New York.

Kemudian, ia memperingatkan, "Yang terburuk akan segera datang."

Baca juga: Utusan HAM PBB Khawatir Banyak Korban Tewas akibat Kelaparan di Myanmar

“Kami memiliki orang-orang di ambang kelaparan dan tidak ada konflik. Hanya ada perubahan iklim yang paling buruk mempengaruhi mereka,” kata Castro, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (25/6/2021).

Ia menambahkan bahwa “tindakan cepat” dari komunitas internasional “sangat diperlukan”.

"Orang-orang ini tidak berkontribusi apa pun terhadap perubahan iklim dan mereka menanggung seluruh beban perubahan iklim," tandasnya, mengutip perkataan Beasley.

Baca juga: Cerita Pembelot Korut Lolos dari Perbudakan dan Kelaparan, Kini Ikut Pemilu di Inggris

WFP mengatakan Madagaskar, di lepas pantai tenggara Afrika, adalah "negara pertama di dunia yang mengalami kondisi seperti kelaparan sebagai akibat dari krisis iklim."

Situasi paling mengerikan di Madagaskar selatan. Lebih dari sebulan yang lalu, PBB memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang di selatan menghadapi "kerentanan pangan akut."

Baca juga: Krisis Myanmar Makin Parah, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Sebagian besar penduduk Madagaskar selatan bergantung pada pertanian, peternakan, dan perikanan. Produksi pangan turun drastis sejak 2019.

Sulit untuk memberikan bantuan ke negara kepulauan itu dan disebutkan wartawan pun sulit mengakses daerah-daerah yang paling parah terkena dampak kekeringan karena pembatasan terkait virus corona.

Badan-badan bantuan juga telah berjuang untuk menarik perhatian publik terhadap krisis yang dihadapi Madagaskar, saat dana bantuan kurang.

Baca juga: PBB: Kekerasan Seksual dan Kelaparan Jadi Strategi Perang di Tigray

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com