Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Murka Setelah Kapal Perusak AS Berlayar di Selat Taiwan

Kompas.com - 23/06/2021, 11:10 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – China mengutuk Amerika Serikat (AS) setelah satu unit kapal perusak milik Angkatan Laut “Negeri Paman Sam” berlayar melalui Selat Taiwan.

Pada Selasa (22/6/2021), kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, USS Curtis Wilbur, dilaporkan berlayar di Selat Taiwan.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyatakan, USS Curtis Wilbur sah melakukan pelayaran di Selat Taiwan karena sesuai dengan hukum internasional.

Baca juga: Kapal Perusak AS Berlayar di Selat Taiwan, Sepekan Setelah China Kirim Pesawat Militer

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Armada ke-7 Angkatan Laut AS sebagaimana dilansir Reuters.

Setelah pelayaran kapal perusak milik AS di Selat Taiwan tersebut, China menyebut AS sebagai pembuat risiko keamanan terbesar di kawasan.

Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, pasukan mereka memantau kapal itu sepanjang pelayarannya dan memperingatkannya.

“Pihak AS sengaja memainkan trik lama yang sama dan menciptakan masalah dan mengganggu hal-hal di Selat Taiwan,” kata komando tersebut.

Baca juga: China Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Taiwan

“Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa AS adalah pencipta risiko terbesar bagi keamanan regional, dan kami dengan tegas menentang ini,” sambungnya.

Pelayaran USS Curtis Wilbur ke jalur laut sensitif tersebut berselang sepekan pasca-China melakukan pelanggaran besar-besaran di zona pertahanan udara Taiwan.

Kala itu, sebanyak 28 unit pesawat milik Angkatan Udara China memasuki zona pertahanan udara Taiwan.

Di antara ke-28 pesawat milik Angkatan Udara China itu, terdapat jet tempur dan pesawat pengebom yang mempu membawa senjata nuklir.

Baca juga: Covid-19 di Taiwan Memburuk, Presiden Tsai Ing-wen Minta Maaf

Sementara itu, setiap bulan atau lebih, Angkatan Laut AS kerap melakukan operasi semacam itu di Selat Taiwan.

Sseperti kebanyakan negara lainnya, “Negeri Paman Sam” tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

Namun, Washington merupakan pendukung utama Taipei dan merupakan penjual utama bagi negara pulau tersebut.

Baca juga: Produksi Chip Taiwan Terhambat, Dunia Teknologi Bisa Sekarat?

Ketegangan militer antara Taiwan dan “Negeri Panda” telah meningkat selama setahun terakhir.

Taipei kerap kali mengeluhkan bahwa China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udaranya.

China mengatakan, aktivitasnya di sekitar Taiwan bertujuan untuk melindungi kedaulatan China dan menghalangi pasukan asing.

Pasalnya, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Baca juga: 3 Senator AS Kunjungi Taiwan, China Murka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com