Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Peringatkan Ada Ancaman Taliban dapat Kembali Kuasai Afghanistan

Kompas.com - 03/06/2021, 22:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Taliban masih menimbulkan ancaman yang parah dan meluas di Afghanistan. Dewan Keamanan PBB mengkhawatirkan kelompok militan itu dapat berkuasa lagi.

Tim Pemantau PBB yang ditugaskan untuk melacak ancaman Taliban terhadap keamanan di Afghanistan, memberikan gambaran suram tentang keamanan negara itu ke depan.

Apalagi penarikan pasukan AS yang tersisa akan meninggalkan Afghanistan dalam beberapa bulan mendatang.

Baca juga: AS Akan Evakuasi Penerjemah di Afghanistan, Antisipasi Balasan Taliban

Biden telah berjanji untuk menarik semua pasukan AS yang tersisa dari Afghanistan sebelum 11 September, peringatan ke-20 pristiwa 9/11.

Hal itu sebagai bagian dari perjanjian 2020 antara pemerintah Trump dan Taliban, yang berisi instruksi untuk kelompok militan itu "tidak bekerja sama dengan kelompok atau individu yang mengancam keamanan Amerika Serikat dan sekutunya".

Kemudian, sebagai balasan AS akan menarik pasukan dari Afghanistan.

Namun, Tim Pemantau PBB mengatakan bahwa Taliban tetap "berhubungan erat" dengan jaringan Al-Qaeda, yang telah mengancam "perang di semua lini" melawan AS, seperti yang dilansir dari CNN pada Kamis (3/6/2021).  

Kedua kelompok militan tersebut "tidak menunjukkan indikasi memutus hubungan", meski mereka mencoba untuk menutupi hubungan.

Sementara, Taliban menyebut laporan itu adalah "informasi palsu".

Baca juga: Jelang Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Rebut Daerah Dekat Ibu Kota Afghanistan

Ancaman Taliban

Laporan PBB pada 2020 menyebutkan bahwa pada tahun itu adalah "tahun paling kejam yang pernah dicatat oleh PBB di Afghanistan".

Namun ketika semua pasukan AS mulai ditarik dari tanah Afghanistan, masalah keamanan telah meningkat lebih dari 60 persen dalam 3 bulan pertama pada 2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Tim PBB mengatakan bahwa Taliban "dilaporkan bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan yang ditargetkan, yang telah menjadi ciri kekerasan di Afghanistan, dan tampaknya dilakukan dengan tujuan melemahkan kapasitas pemerintah dan mengintimidasi masyarakat sipil."

Ada pendapat bahwa bagian dari kepemimpinan Taliban tidak tertarik dalam proses perdamaian antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan, yang dijembatani oleh AS.

Hal itu ditunjukkan dengan pernyataan "kedua wakil pemimpin Taliban, Mullah Mohammad Yaqub Omari dan Sirajuddin Haqqani dilaporkan oleh negara-negara anggota, menentang pembicaraan damai dan mendukung solusi militer."

Baca juga: Ledakan Bus di Afghanistan Jelang Gencatan Senjata Idul Fitri oleh Taliban

Haqqani adalah komandan jaringan yang memiliki kekuatan semi-otonom kuat dalam struktur Taliban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com