Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim, Kristen, dan Yahudi Bangun Tempat Ibadah Bersama di Berlin

Kompas.com - 29/05/2021, 19:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Sekelompok Muslim, Yahudi dan Kristen membangun sebuah tempat ibadah bersama di Berlin, Jerman.

Mereka mendirikan bangunan sebagai simbol kerukunan antaragama. Selama lebih dari 10 tahun, House of One, demikian nama bangunan itu, hanyalah sebuah ide.

Namun, kini berangsur menjadi kenyataan setelah para pemimpin umat Kristen, Yahudi, dan Muslim meletakkan batu fondasi pembangunannya pada Kamis (27/5/2021).

Baca juga: Sederet Fakta Konflik Israel-Palestina Bukan Konflik Agama

Pastor Gregor Hohberg, salah seorang yang memimpin prakarsa itu, mengatakan, House of One adalah rumah perdamaian di mana umat Yahudi, Kristen, Muslim, dan bahkan para ateis dan orang-orang dari agama lain, bertemu dan berdialog.

Sewaktu menghadiri acara peletakan batu fondasi, Ketua Parlemen Jerman Wolfgang Schaeuble memuji prakarsa ini.

"Merealisasikan gagasan Gregor Hohberg membutuhkan keyakinan kepada Tuhan dan keterlibatan orang-orang yang bijaksana. Menyatukan tiga rumah Tuhan dan tiga agama di bawah satu atap tanpa membuat kekacauan adalah keajaiban," seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Jumat (28/5/2021). 

Sebagai bagian dari upaya mengharapkan keberhasilan pembangunan House of One, pemimpin Muslim, Yahudi dan Kristen secara bergantian memimpin doa dalam acara itu. Mereka adalah Imam Kadir Sanci, Rabi Andreas Nachama, dan Pastor Gregor Hohberg.

Baca juga: Sukarelawan Covid-19 Lintas Agama Bermunculan di India Atas Nama Kemanusiaan

Wali Kota Berlin Michael Mueller menegaskan pentingnya pendirian House of One.

"Ya, kita hidup di dunia yang saling terkoneksi dan oleh karena itu adalah normal dan penting bahwa konflik dunia yang dramatis dapat didiskusikan di ibu kota Jerman dan bahwa orang-orang memiliki panggung untuk menyoroti masalah di negara-negara mereka dan mengungkapkan pendapat mereka," kata Mueller. 

"Tetapi, kebencian dan kekerasan, anti-Yahudi dan Islamofobia, rasisme dan hasutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," tandasnya.

House of One dibangun di lokasi yang menjadi asal muasal kota itu, atau tempat berdirinya Petrikirche, gereja abad ke-13 yang memiliki menara tertinggi di Berlin, dan bertahan dalam berbagai bentuk sampai pemerintah komunis Jerman Timur merobohkannya pada 1964.

Jika semua berjalan sesuai rencana, House of One akan berdiri dalam waktu lima tahun lagi. Bangunan yang membutuhkan struktur batu dan bata setinggi 40 meter diperkirakan akan menelan biaya sekitar 53,3 juta dolar.

Baca juga: AS Beri Sanksi ke Pejabat China atas Penganiayaan Agama

House of One memiliki arti sangat penting bagi Osman Örs, seorang imam yang terlibat dalam proyek tersebut.

Berlin memiliki lebih dari 80 masjid dan pusat komunitas Muslim, dan House of One akan menjadi tempat ibadah Muslim yang pertama di pusat kota itu.

Ia menceritakan, selama ini banyak Muslim mencari tempat shalat di pusat kota Berlin dan tidak pernah menemukannya. Kini, katanya, House of One menjadi jawabannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com