Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Beda Agama di India Cemas Setelah Muncul Peraturan Baru

Kompas.com - 15/03/2021, 17:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah peraturan kontroversial anti-pindah agama yang baru digulirkan dapat mengkriminalisasi cinta beda agama di India. Hal ini telah membuat gelisah pasangan beda agama di negara itu, seperti yang dialami sejoli Hindu-Muslim.

Sekarang, mereka menghadapi pertentangan bukan hanya dari keluarga, tapi juga dari pemerintah di India.

Pintu besi terbuka tipis, hanya cukup bagi seorang perempuan untuk mengintip. Dia tampak sangat ketakutan.

Baca juga: Tampilkan Keharmonisan Beda Agama, Iklan TV Perusahaan di India Ini Dikecam

Ayesha dan pasangannya, Santosh (bukan nama sebenarnya) sedang dalam persembunyian. "Orangtua saya datang mencari saya, dan mereka ada di luar sana entah di mana," kata Ayesha. "Kami takut. Kami lebih baik berada di dalam."

Pasangan yang sama-sama berusia 29 tahun itu kabur dari rumah mereka di negara bagian barat Gujarat. Sekarang, mereka tinggal di rumah aman - bangunan dua lantai yang mencolok - di Delhi. Selain mereka, ada juga pasangan yang bersembunyi berasal dari negara bagian Uttar Pradesh di utara India.

Pada November 2020, Uttar Pradesh menjadi negara bagian pertama yang meloloskan Peraturan (Ordonansi) atas Larangan Pindah Agama secara Tidak Sah - yang melarang pindah agama dengan paksaan, cara curang, atau pernikahan.

Regulasi ini adalah tanggapan dari kelompok sayap-kanan Hindu, yang disebut sebagai "jihad cinta", sebuah terminologi Islamophobia yang berlandaskan teori konspirasi tanpa dasar. Mereka menuduh pria Muslim mencari perempuan Hindu agar jatuh cinta, dengan tujuan utama membuat mereka pindah agama menjadi Islam.

Aturan ini menjadi dasar atas banyak kasus dan penangkapan di Uttar Pradesh, negara bagian yang dikuasai oleh Bharatiya Janata Party (BJP), partai nasionalis Hindu di India. Madhya Pradesh, negara bagian lainnya yang dikuasai BJP, juga meloloskan aturan sejenis. Di Gujarat, aturan ini masih dalam pertimbangan.

Jadi, pasangan beda agama sekarang kabur dari negara-negara bagian itu untuk menikah di tempat yang mereka anggap "aman," seperti di Delhi.

Baca juga: Gadis 17 Tahun Disiksa dan Digunduli karena Pacaran Beda Agama, Ini Janji Menteri Perancis

Pernikahan beda agama di India terdaftar di bawah Undang-undang Pernikahan Khusus, yang mewajibkan adanya pemberitahuan selama 30 hari sebelumnya.

Tapi pasangan beda agama hidup dalam ketakutan aksi balas dendam berlatar belakang agama. Ditambah lagi, dengan adanya undang-undang terbaru yang mengincar pernikahan semacam ini.

Itu menjadi kendala baru bagi Ayesha dan Santosh yang sudah menjalin hubungan asmara selama 13 tahun.

Mereka bertemu di kampus di Gujarat pada 2009. Santosh belajar tentang Gujarati, dan Ayesha adalah mahasiswi bidang ekonomi.

"Kami bersama di kelas bahasa Hindi biasa," kata Ayesha. Mereka kemudian berteman, dan semakin dekat. Dua tahun kemudian, Ayesha akhirnya bertanya pada Santosh apakah mencintai dirinya, dan menanyakan Santosh: kalau benar-benar cinta, kenapa dia tak mau mengakuinya?

Santosh mencintai Ayesha, tapi dia juga tahu bahwa jalan cintanya akan sulit di Gujarat, negara bagian di mana ketegangan komunal semakin dalam.

Baca juga: Biografi Dokter Sutomo: Pendiri Budi Utomo dan Kisah Cinta Beda Agama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com