Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Dugaan China Bangun Pangkalan Militer di Pasifik

Kompas.com - 07/05/2021, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – Sejumlah ahli strategi Barat khawatir China mengubah beberapa pulau di Samudra Pasifik menjadi pangkalan militer.

Terbaru, muncul laporan bahwa sebuah lapangan terbang terlantar di sebuah pulau terpencil di di Republik Kiribati, Pasifik, akan segera diperbaiki oleh China.

China dan Kiribati mempererat hubungannya dan telah memulai proyek kerja sama terbaru, termasuk investasi infrastruktur, perdagangan, dan pertukaran budaya.

Baca juga: China Sebut Kerusakan dari Roket yang Bakal Jatuh Tak Terkendali Sangat Kecil

Seorang anggota parlemen Kiribati Gilbertese Tessie Lambourne mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Presiden Kiribati Taneti Maamau telah bernegosiasi dengan China untuk memperbaiki lapangan udara di Pulau Kanton.

Namun, tidak jelas apakah perbaikan lapangan udara tersebut terkait dengan proyek Belt and Road Initiative yang diusung China.

“Pemerintah belum membagikan biaya dan detail lainnya selain studi kelayakan untuk perbaikan landasan pacu dan jembatan,” kata Lambourne kepada Reuters.

Melansir Sputnik, Kamis (6/5/2021), Pulau Kanton terletak 2.977 kilometer barat daya Hawaii dan 1.287 kilometer di utara wilayah AS di Samoa Amerika.

Baca juga: AS Tidak Akan Tembak Roket China yang Bakal Jatuh Tak Terkendali ke Bumi

Lapangan terbang tersebut terletak di sudut barat laut Pulau Kanton. Landasan udara itu dibangun pada 1940-an oleh Angkatan Laut AS.

Pulau Kanton sendiri hanya memiliki puluhan penduduk dan lapangan terbang tersebut hanya digunakan secara sporadis sejak Perang Dunia II.

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, jika lapangan terbang itu diperbaiki, Pulau Kanton akan menjadi semacam “kapal induk” tetap.

Namun, jika lapangan terbang tersebut disulap menjadi fasilitas militer, konstruksinya akan membutuhkan banyak upaya seperti pembangunan hanggar, fasilitas perbaikan, penyimpanan, dan pemukiman.

Baca juga: Pentagon Waspadai Jatuhnya Roket China di Wilayah Berpenghuni

Sebuah lembaga think tank yang berbasis di Australia, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), khawatir bahwa Beijing akan memperluas instalasi pulau di Kiribati serta membentenginya.

ASPI menambahkan, langkah yang dilakukan China terhadap pulau di Kiribati tersebut sama dengan strategi yang diimplementasikan di beberapa pulau di Laut China Selatan.

ASPI menuduh China berupaya membuat kontrol atas jalur komunikasi laut trans-Pasifik yang vital dengan kedok membantu pembangunan ekonomi dan adaptasi perubahan iklim.

Lembaga think tank itu mencatat, pulau-pulau di Pasifik rentan terhadap pengaruh China karena mereka cukup tergantung dengan negara lain guna mendapatkan dukungan keuangan.

Media The Drive, melalui rubrik The War Zone, mencatat jika lapangan terbang di Pulau Kanton menjadi fasilitas militer, kemungkinan besar akan digunakan sebagai pangkalan armada drone pengintai tak berawak yang digunakan oleh China.

Baca juga: Cetak Sejarah, China Jadi Konsumen Terbesar Cerutu Kuba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com