Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona India Update: Setiap Menit, 4 Orang Meninggal

Kompas.com - 26/04/2021, 22:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Di saat India terus berjuang mengatasi gelombang kedua penularan Covid-19, pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berusaha membungkam kritik yang muncul di media sosial.

Pemerintah India mendapat banyak kritikan karena dianggap lengah dan terlalu cepat percaya diri dengan mengizinkan berbagai kegiatan keagamaan dan politik, di mana orang berkumpul dalam jumlah besar ketika kasus di India sempat turun ke angka di bawah 10 ribu per hari.

Pemerintah juga dituduh tidak mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kalau ada peningkatan kasus.

Sekarang kasus harian Covid-19 di India naik selama empat hari berturut-turut. Dalam 24 jam terakhir ada 349.691 kasus, dengan India sekarang menjadi negara dengan kasus penularan tertinggi di dunia.

Dalam sebulan terakhir saja, angka kasus setiap hari naik delapan kali lipat sementara angka kematian naik 10 kali lipat.

Baca juga: Update Lonjakan Covid-19 India: Krematorium Darurat Tersebar di Seluruh Negara

Setiap menit empat orang meninggal

Negeri dengan penduduk 1,3 miliar orang tersebut sekarang sudah mencatat 16,96 juta kasus Covid-19 dan 192.311 kematian.

Dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Departemen Kesehatan yang meninggal sebanyak 2.767 orang. Namun para pakar mengatakan, jumlah sebenarnya yang meninggal mungkin lebih banyak lagi.

Para pakar mengatakan, adanya varian yang lebih cepat menular, termasuk yang banyak beredar di India, bernama B.1.617 juga menjadi salah satu sebab meningkatnya kasus dengan cepat.

Para dokter di Institut Kedokteran India di Delhi mengatakan, sekarang ini setiap pasien Covid-19 di India menularkan ke sampai 9 sampai 10 orang, sementara tahun lalu hanya menularkan ke 4 orang saja.

Di ibu kota India, New Delhi, diperkirakan setiap empat menit ada yang meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Covid-19 di India Mengganas, Krematorium Kehabisan Tempat Bakar Jenazah

Usaha membungkam kritik

Pada Sabtu (24/4/2021), Twitter mematuhi permintaan India dengan mencegah setiap pemakai media sosial di India melihat lebih dari 50 twit yang mengkritik bagaimana pemerintah menangani pandemi.

Twit yang mendapat pembatasan adalah yang berasal dari pihak oposisi yang bersifat kritis terhadap Modi, para wartawan, dan warga India biasa.

Juru bicara Twitter mengatakan, mereka memiliki kuasa untuk membatasi twit untuk beredar di India saja bila perusahaan itu beranggapan bahwa isi twit itu ilegal menurut sistem hukum yang ada.

Perusahaan itu mengatakan, mereka mengambil tindakan karena permintaan dari pemerintah dan memberitahu kepada mereka yang mendapatkan pembatasan.

Kementerian Teknologi Informasi India tidak memberikan jawaban ketika dihubungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com