NEW DELHI, KOMPAS.com - Keputusan Pemerintah "Negeri Bollywood" yang memerintahkan penghapusan twit mengkritik penanganan corona di India memicu amarah netizen.
Seorang juru bicara Twitter mengonfirmasi telah memblokir beberapa twit agar tidak dapat dilihat di India.
Jumlah kasus harian Covid India melonjak drastis, dan banyak rumah sakit kekurangan oksigen.
Baca juga: Cerita Petugas Kremasi Jenazah Korban Covid-19 India: Mereka Mati seperti Binatang
Salah satu netizen Twitter menuduh Pemerintah India lebih fokus menghapus twit daripada memastikan pasokan oksigen.
Because you know it’s easier to take down tweets than it is to ensure oxygen supplies.
Via Shuddhabrata Sengupta
"On the Centre's request, Twitter takes down 52 tweets criticising India's handling of the pandemic"
— Aftab Alam (@aftabistan) April 25, 2021
Corona di India mencatatkan 352.991 kasus baru dan 2.812 kematian pada Senin (26/4/2021). Itu adalah lonjakan kasus Covid India tertinggi sejauh ini.
Pemerintah India lalu membuat perintah darurat untuk menyensor twit, ungkap Twitter di Lumen database yang melacak perintah pemerintah global seputar konten online.
Melansir BBC pada Senin (26/4/2021), Twitter tidak merinci konten mana yang dihapus.
Namun, laporan media-media mengatakan itu mencakup twit politisi di Benggala Barat yang menyatakan PM Narendra Modi bertanggung jawab langsung atas kematian pasien Covid-19 Inia, dan twit aktor yang mengkritik Modi karena mengadakan kampanye politik saat kasus Covid India masih berkecamuk.
India is in the middle of a humanitarian disaster and Twitter preventing that from being shared is a moral failure https://t.co/gpn531ew0I
— nilay patel (@reckless) April 24, 2021
Baca juga: Kasus Covid-19 di India Terus Melejit, Kampanye Politik Justru Digelar Tanpa Protokol Kesehatan
Twitter mengatakan telah meninjau kontennya saat menerima permintaan hukum yang sah. Dalam hal ini Pemerintah India mengutip UU Teknologi Informasi tahun 2000.
"Jika ditetapkan sebagai ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Peraturan Twitter, kami dapat menahan akses konten hanya di India," kata platform tersebut.
Juru bicara nasional partai Bharatiya Janata Party (BJP), Gopal Agarwal, mengatakan bahwa twit yang dipermasalahkan itu menyesatkan atau bisa memicu kepanikan.
"Kami tidak bisa membiarkan berita palsu yang merugikan negara," katanya kepada BBC.
Ia melanjutkan, krisis virus corona di India diperburuk oleh berita palsu, seraya menunjukkan bahwa konten media sosial harus sejalan dengan aturan hukum.
The whole India is petrified, citizens are searching for emergency help, coordinating life support & trying to keep the government accountable, but the GOI, instead of saving lives, is bringing social media censorship. Condemnable! https://t.co/DT43bWltHa
— Amal Chandra (@ens_socialis) April 25, 2021
Baca juga: Kengerian Corona di India, dalam 2 Minggu Bertambah 3 Juta Kasus
Namun di media sosial banyak yang mengkritik pemerintah, karena dianggap lebih fokus pada penyensoran saat India berada di tengah bencana kemanusiaan.
Banyak juga yang mengkritik Twitter karena mematuhi perintah sehingga mereka pun turut terlibat.
Twitter dibanjiri laporan orang sakit, pasien butuh oksigen dan tempat tidur, dalam wabah corona India hari ini yang semakin memburuk.
Baca juga: Covid-19 di India: Rumah Sakit Terpaksa Minta Oksigen di Media Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.