Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perancis Dituding "Islamofobia" karena Berniat Selidiki Kasus Ini

Kompas.com - 13/02/2021, 21:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

PARIS, KOMPAS.com - Kelompok HAM mengatakan pemerintahan Perancis berusaha melakukan langkah "Islamofobia", yang berencana menindak keras terhadap sertifikat alergi yang digunakan para siswa untuk menghindari pelajaran berenang.

Kementerian Dalam Negeri dan Pendidikan Perancis pada Kamis (12/2/2021) mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan terhadap sertifikat "alergi klorin", untuk mengumpulkan informasi tentang praktik tersebut.

Upaya penyelidikan itu dilakukan setelah para pejabat menduga dokumen itu palsu dan digunakan oleh orang tua "religius" untuk menghentikan putri mereka dari aktivitas berenang.

Baca juga: Macron Puji Piagam Muslim Perancis untuk Lawan Ekstremisme

Rencana penyelidikan disampaikan pemerintah tidak secara eksplisit, merujuk pada Muslim" atau "Islam", seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat (12/2/2021). 

Para kritikus mengatakan bahwa tindakan tersebut ditujukan langsung pada 5,7 juta komunitas Muslim di Perancis.

Dalam pengumuman penyelidikan itu, Kemterian Dalam Negeri mengatakan pada Kamis (11/2/2021) bahwa pihaknya "bertekad" memperkuat "nilai-nilai Republik", khususnya RUU yang menentang apa yang oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron disebut sebagai "separatisme Islamis" diperdebatkan.

"Sekolah seharusnya tidak menjadi tempat berkembang biak untuk 'separatisme agama', ketika tindakan atau demonstrasi mengakibatkan penolakan kegiatan, tuntutan tertentu, tantangan untuk mengajar atas nama keyakinan agama," kata pernyataan itu.

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh 2 Tentara Wanita Perancis di Mali

Dalam beberapa tahun terakhir, ia mengatakan telah terjadi peningkatan dalam penerbitan sertifikat oleh para profesional kesehatan yang meresepkan kontraindikasi pelajaran renang untuk anak perempuan.

Sertifikat "alergi klorin" itu, dikatakannya, "tidak dapat ditoleransi di sekolah-sekolah di Republik ini selama tidak didasarkan pada alasan medis."

Marlene Schiappa, menteri kewarganegaraan, dan Jean-Michel Blanquer, menteri pendidikan, memimpin penyelidikan, yang hasilnya akan dipublikasikan.

Schiappa mengunggah tweet pada Kamis (11/2/2021), “(Sekolah) harus melawan ideologi separatis yang terutama menargetkan gadis kecil.”

Baca juga: Presiden Macron Galang Dukungan Kabinet untuk RUU Anti-Separatime Perancis

Pada saat penerbitan, Kementerian Dalam Negeri belum menanggapi permintaan komentar Al Jazeera atas kasus itu.

"Perancis memiliki 99 masalah," tweet Rim-Sarah Alouane, seorang peneliti kebebasan beragama, kebebasan sipil, dan hak asasi manusia Prancis.

“Tapi, prioritas pemerintah Perancis adalah mengejar siswa perempuan Muslim yang diduga mencoba membolos kelas renang,” lanjutnya.

Sefen Guez Guez, seorang pengacara untuk kelompok hak sipil Collective Against Islamophobia in France (CCIF), mengatakan kepada Al Jazeer, “Kami tidak naif; itu jelas menargetkan Muslim."

Baca juga: Pria Bermasalah Tembak Mati 3 Polisi di Perancis Lalu Tewas Diduga Bunuh Diri

“Itu adalah sebuah agenda. Mereka mencoba untuk memutuskan bagaimana Muslim harus menjalankan agama mereka. Ini tidak menghormati laicite (bentuk sekularisme Perancis)," ujarnya.

“Saya pikir ini luar biasa,” katanya.

“Bagaimana ini (sertifakat) menjadi prioritas? Dan apakah mereka akan mulai mengawasi sertifikat alergi?" ungkapnya.

“Itu bagian dari upaya yang lebih luas untuk menstigmatisasi Muslim. Ini bukan masalah serius. Tapi, pemerintah ingin mengisi berita dan media dengan masalah baru setiap pekan,” terangnya.

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh 2 Tentara Wanita Perancis di Mali

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com