Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bom Bunuh 2 Tentara Wanita Perancis di Mali

Kompas.com - 03/01/2021, 07:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

MENAKA, KOMPAS.com - Dua tentara wanita Perancis tewas ketika kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan di wilayah timur laut Mali pada Sabtu (2/1/2021).

Melansir AFP, kejadian itu hanya beberapa hari setelah 3 tentara lain tewas dengan cara yang sama, ungkap pihak Kepresidenan Perancis.

Presiden Perancis Emmanuel Macron teramat berduka atas kematian Sersan Yvonne Huynh dan Brigadir Loic Risser di wilayah Menaka, ungkap kantornya dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Diduga Berkhianat dengan Jadi Mata-mata Rusia, Tentara Perancis Ditangkap

Huynh (33), adalah tentara wanita pertama yang dikirim ke wilayah Sahel sejak operasi Perancis dimulai.

Sementara Risser (24), keduanya adalah anggota resimen yang berspesialisasi dalam bidang pekerjaan intelijen.

Menurut tentara, kematian terbaru membuat jumlah tentara Perancis tewas di Mali menjadi 50 sejak Perancis pertama kali melakukan intervensi militer pada Januari 2013 untuk membantu mengusir para ekstremis yang telah menguasai bagian-bagian negara Afrika barat itu.

Baca juga: Desa di Mali Diserang dan Dibakar, 26 Orang Tewas

Pasukan Barkhane Perancis berjumlah 5.100 tentara yang tersebar di seluruh wilayah Sahel yang gersang dan telah memerangi kelompok-kelompok ekstremis bersama tentara dari Mauritania, Chad, Mali, Burkina Faso dan Niger, yang bersama-sama membentuk kelompok G5 Sahel.

"Kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan selama misi intelijen," demikian keterangan kantor kepresidenan Perancis tentang insiden hari Sabtu itu.

Tentara lain terluka dalam ledakan itu tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya, tambah keterangan tersebut.

Macron menegaskan tekad Perancis untuk melanjutkan perannya dalam "perang melawan terorisme".

Baca juga: Al-Qaeda Cabang Afrika Utara Tunjuk Pemimpin Baru, Ini Sebabnya

Al-Qaeda yang terkait dengan Kelompok Pendukung Islam dan Muslim (GSIM) telah mengeklaim bertanggung jawab atas serangan sebelumnya yang menewaskan tiga tentara Perancis di pusat negara bagian Sahel yang miskin dengan insiden serupa.

Kelompok itu, aliansi utama ekstremis di Sahel, menyampaikan alasan di balik serangan mereka di antaranya; karena kehadiran militer Perancis di wilayah tersebut, karena kasus kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar Perancis dan pembelaan Macron atas mereka di bawah payung "kebebasan berekspresi".

Baca juga: Presiden Perancis Paham Muslim Marah dengan Kartun Nabi Muhammad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com