BEIJING, KOMPAS.com – Hubungan antara China dengan Amerika Serikat (AS) kini berada di persimpangan jalan yang baru.
Sehingga, kondisi tersebut berpotensi mengembalikan hubungan China-AS ke jalur yang benar setelah melewati berbagai jalan yang terjal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (2/1/2021).
Hubungan antara dua negara adidaya tersebut belakangan ini semakin tegang di tengah serangkaian masalah seperti perang dagang, hak asasi manusia, dan asal-usul pandemi Covid-19.
Baca juga: Awali Tahun Baru, Taiwan Buka Kesempatan Berdialog dengan China
Dalam langkah terbarunya, AS memasukkan lusinan perusahaan China ke dalam daftar hitam yang karena dituduh memiliki hubungan dengan militer China.
Kepada Xinhua dan outlet media pemerintah China lainnya, Wang mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap China belakangan ini telah merugikan kepentingan kedua negara.
Selain itu, kebijakan “Negeri Uncle Sam” tersbeut juga dinilai membawa bahaya besar bagi dunia.
Namun, Wang menuturkan, sekarang ada kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membuka jendela harapan baru dan memulai dialog babak baru.
Baca juga: Kapal Induk Inggris Dikabarkan Menuju Laut China Selatan, Beijing Beri Peringatan
Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara Washington dan Beijing setelah empat tahun ketegangan yang meningkat di bawah pemerintahan Donald Trump.
Bulan lalu, Wang berharap, dengan terpilihnya Biden, Washington kemungkinan akan memandang China kembali ke aspek objektivitas dan rasionalitas.
Namun, Biden yang akan dilantik pada 20 Januari, terus mengkritik China karena dituduh melakukan pelanggaran pada perdagangan dan masalah lainnya.
Wang tidak menyebut nama Trump atau Biden, tetapi dia mendesak AS untuk menghormati sistem sosial dan jalur pembangunan yang dipilih oleh China.
Baca juga: AS Kirim 2 Kapal Perang Lewati Selat Taiwan, Begini Reaksi China