Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Cari Bukti Laporan Intel atas Ancaman China pada Pasukan AS

Kompas.com - 01/01/2021, 16:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber ABCNews

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka informasi rahasia intelijen terkait ancaman kepada tentara AS di Afganistan.

Sejauh ini informasi yang belum dikonfirmasi mengindikasi bahwa China menawarkan hadiah kepada aktor non-negara, untuk menyerang tentara AS di Afganistan, menurut seorang pejabat senior pemerintah, melansir ABC News pada Jumat (1/1/2020).

Presiden Donald Trump telah diberi pengarahan tentang laporan intelijen yang tidak memiliki bukti itu, kata pejabat itu.

Axios pertama kali melaporkan intelijen pada Rabu (30/12/2020).

Baca juga: Kepala Intelijen AS: China Ancaman Terbesar Bagi Kebebasan

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, pada Kamis (31/12/2020) membantah tuduhan tersebut. Wenbin menyebutnya sebagai "fitnah dan umpatan terhadap China" yang "benar-benar tidak masuk akal" dan "berita palsu."

Pengungkapan informasi rahasia dilakukan ketika pemerintahan Trump berusaha mempertahankan tekanan pada China selama beberapa minggu terakhir presiden menjabat.

Penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien secara lisan memberi pengarahan kepada presiden tentang informasi intelijen, yang juga termasuk dalam pengarahan untuk Trump pada 17 Desember, menurut pejabat itu.

Pejabat itu mengatakan berbagai badan pemerintah AS sedang bekerja untuk membuktikan informasi awal intelijen.

Baca juga: Agen Intelijen AS Dikabarkan Tewas di Somalia, CIA Bungkam

Pemerintah AS telah mengambil pendekatan yang sangat berbeda untuk informasi intelijen yang belum memiliki bukti itu.

Mereka membuka informasi rahasia ke publik dan mengonfirmasi bahwa tengah bekerja untuk mengonfirmasi kebenarannya.

Berbeda dengan dengan penolakan Gedung Putih pada laporan The New York Times selama musim panas. Saat itu dilaporkan Trump telah diberi pengarahan tentang informasi intelijen bahwa Rusia telah melakukan hal yang sama, dengan menawarkan hadiah untuk pasukan AS di Afghanistan.

Pada saat itu, Trump menolak laporan itu dan mengatakannya sebagai "tipuan." Sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, mengkritik Times dan meremehkan intelijen yang mendasari informasinya sebagai laporan yang tidak terverifikasi.

Alih-alih menolak informasi yang sama seperti yang terjadi dalam kasus laporan tentang Rusia, pemerintah menggunakan intelijen untuk secara lebih terbuka mengejar China, yang digambarkan Trump sebagai musuh yang lebih besar daripada Rusia.

Baca juga: Kepala Intelijen AS: China, Rusia, dan Iran Berusaha Pengaruhi Pilpres AS Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com