Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomat Top China Desak Hubungan yang Lebih Dekat dengan AS di Bawah Pemerintahan Biden

Kompas.com - 02/02/2021, 18:34 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Penasihat kebijakan luar negeri terkemuka China mendesak hubungan yang lebih erat dengan AS di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Desakan itu bersamaan dengan permintaan agar Washington menghormati posisi dan kekhawatiran China soal Taiwan.

Melansir Associated Press (AP), Kepala Kantor Urusan Luar Negeri Partai Komunis yang berkuasa, Yang Jiechi, mengatakan kedua belah pihak memiliki perbedaan tetapi tidak boleh saling membiarkan merusak hubungan.

Baca juga: China Ganggu Taiwan, AS Kerahkan Kapal Induknya ke Laut China Selatan

Dalam sambutannya pada Selasa (2/2/2021) kepada Komite Nasional AS yang berpengaruh untuk Hubungan Amerika Serikat-China, menyiratkan nada positif China terhadap pemerintahan baru AS.

Tidak seperti sebelumnya yang semakin meningkat ketegangannya di bawah pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.

Hubungan AS-China kian tenggelam ke titik terendah baru mulai dari konflik perdagangan, HAM, Taiwan, Uighur, dan wabah virus corona. 

Baca juga: China: Kemerdekaan Taiwan Berarti Perang

Soal Taiwan, dalam hal ini China mengeklaim sebagai wilayahnya sendiri dan mengancam akan mengendalikan dengan kekuatan militer.

Yang berkata, "China dan AS adalah 2 negara besar dengan sejarah, budaya dan sistem yang berbeda, sehingga memiliki perbedaan dalam beberapa persoalan. Sangat penting untuk mengontrol mereka dengan baik dan tak membiarkan mereka mengganggu perkembangan hubungan bilateral secara keseluruhan."

AS harus memenuhi komitmennya kepada Beijing dengan mematuhi prinsip 'satu China' dan menghormati posisi juga perhatian China atas masalah Taiwan, ungkap Yang menambahkan.

Baca juga: China Ganggu Taiwan Lagi, Kali Ini Beijing Kirim 12 Jet Tempur

Nada positif itu memicu persepsi bahwa para pemimpin China mengharapkan awal yang baru dengan Washington, meski perpecahan yang mendalam tetap tak dapat dipungkiri.

Selama ini AS telah menekan China atas perdagangan, menuduh China mencuri kekayaan intelektual dan kebijakan China terhadap Tibet, minoritas Muslim di Xinjiang dan Hong Kong.

China sendiri membenci dukungan AS terhadap Taiwan dengan menghadirkan militer AS di Laut China Selatan.

Baca juga: Biden Undang Taiwan dalam Pelantikannya, Apa Artinya?

Calon yang dikeluarkan Biden untuk duta besar PBB, Linda Thomas-Greenfield, pekan lalu menyebut China sebagai "lawan strategis" yang mengancam dunia.

Thomas-Greenfield juga menyatakan penyesalannya atas pidato yang dia berikan pada 2019 yang memuji inisiatif China di Afrika dan tidak menyebutkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan China. 

Baca juga: AS Kirim Delegasi ke Taiwan Lagi, China Makin Murka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com