Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Disebut Sudah Dibentuk Jadi Mata-mata Rusia Selama 40 Tahun

Kompas.com - 29/01/2021, 22:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang mantan mata-mata Rusia mengeklaim, eks Presiden AS Donald Trump sudah dibentuk jadi aset mereka selama 40 tahun.

Yuri Shvets mengungkapkannya dalam buku berjudul American Kompromat, karya jurnalis Craig Unger yang menjabarkan relasi Trump dan Moskwa.

Buku itu merinci upaya dinas rahasia Uni Soviet (KGB) merekrut puluhan pengusaha AS sebagai aset tanpa mereka sadari.

Baca juga: Media China: Menlu Baru Pilihan Biden Sama Saja dengan Era Trump

Kepada The Guardian, Shvets menuturkan KGB sudah mengidentifikasi Trump, saat itu pebisnis real estate menjanjikan, sejak 1980-an.

"Ada contoh bagaimana orang yang direkrut saat masih mahasiswa kini berada di posisi penting. Ini yang terjadi pada Trump," kata Shvets.

Dalam buku yang ditulis Unger, si eks presiden sudah ditarget sejak 1977, atau saat dia menikahi istri pertamanya, Ivana Zelnickova.

Shvets berujar, mantan presiden berusia 74 tahun adalah target. "Bukan rencana cerdik kami membesarkannya dan 40 tahun kemudian, dia jadi presiden."

Dilansir Business Insider Jumat (29/1/2021), presiden ke-45 AS itu dipilih karena sombong dan begitu narsis akan dirinya.

Pada buku The Art of the Deal yang ditulis pada 1987, Trump mengaku berkunjung ke "Negeri Beruang Merah".

Baca juga: Nama Trump di Jalan Ibu Kota Kanada Akan Diganti karena Warga Malu

Dalam kunjungannya, dia mengungkapkan tengah mendiskusikan pembangunan hotel mewah di sepanjang jalan dari Kremlin, dan bermitra dengan Rusia.

Shvets menjelaskan, yang sebenarnya adalah Kremlin menyanjung si mantan presiden dan membujuk agar dia terjun ke politik.

Para agen KGB disebut terkejut saat tahu sekembalinya ke AS, Trump mengungkapkan ide mencalonkan diri jadi presiden AS.

Sebagai wujud keseriusan, dia beriklan di sejumlah surat kabar terkenal, menggemakan sejumlah propaganda anti-Barat.

"Tidak ada yang salah jika tulang punggung kebijakan luar negeri AS mengalami kerusakan," demikian iklan di koran seperti New York Times maupun Boston Globe.

Baca juga: Sebuah Buku Terbaru Ungkap Bagaimana Trump Berutang Budi kepada KGB

Dalam iklannya, suami Melania tersebut menyerang Jepang karena dianggap mengambil untung dari "Negeri Uncle Sam".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com