Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China: Menlu Baru Pilihan Biden Sama Saja dengan Era Trump

Kompas.com - 28/01/2021, 17:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com - Media pemerintah China dan pejabat Beijing menyatakan kekhawatiran terhadap pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) pada Selasa (27/1/2021), melansir Newsweek.

Biden disebut akan menggunakan sikap konfrontatif yang "hampir identik" terhadap China, seperti yang dilakukan oleh pendahulunya, Donald Trump.

Outlet berita yang dikelola pemerintah China memperingatkan, Biden mungkin mencoba untuk "tampil tangguh". Pasalnya baru-baru ini dia menarik kembali kritik saat kampanyenya terhadap kebijakan tarif Trump yang sempat disebutnya "bencana" .

Sementara Menteri Luar Negari AS Antony Blinken, yang dilantik Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Rabu (27/1/2021), sempat mengatakan kepada Senat bahwa "Trump benar dalam mengambil pendekatan yang lebih keras ke China.”

Baca juga: China Mewanti-wanti AS Tak Perlakukan Beijing Laiknya Saingan Strategis

Di bawah kepemimpinan Trump hubungan AS-China menjadi suram setelah bertahun-tahun perang perdagangan. AS menyorot pelanggaran hak asasi manusia China, dan terus mengecam asal-usul pandemi virus corona.

Tetapi meskipun Trump dan banyak Partai Republik mengklaim Biden akan melunak dengan Partai Komunis China, para pejabat Beijing mengatakan sebaliknya.

“Pemerintahan baru AS mungkin sebenarnya menyimpan sentimen anti-China yang besar sama seperti (pemerintahan) yang terakhir,” mengutip editorial media pemerintah China tersebut.

Pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki pada Senin (25/1/2021) yang menyerukan "kesabaran" sebagai tanggapan atas rentetan pertanyaan tentang sikap Biden terhadap China, juga tidak lepas dari perhatian.

Baca juga: Presiden China Peringatkan Konsekuensi “Perang Dingin Baru,” Singgung Biden?

The People's Daily, salah satu outlet berita terbesar yang dikelola pemerintah, memperingatkan pembaca bahwa Biden bukanlah obat untuk lesunya ekonomi Amerika.

Pandangan serupa diberitakan dalam editorial Global Times, salah satu outlet terbesar China. Mereka menilai istilah “kesabaran” yang digunakan Psaki menggambarkan pandangan dan karakteristik pemerintahan Biden tentang China, yang “hampir identik” dengan pemerintahan Trump.

Apalagi, Psaki juga menekankan AS sedang dalam persaingan serius dengan China, yang merupakan konsensus bipartisan di AS.

Editorial Global Times memperingatkan ada masalah mendasar yang tidak dapat diabaikan dalam hubungan AS-China. Tindakan seperti pendahulu Biden, terutama terkait tarif disebut akan lebih merusak ekonomi AS, bisnis, dan konsumen.

Baca juga: Biden Jadi Presiden AS, China Serukan Perbaikan Hubungan Antar-negara

Biden berulang kali menyatakan fokus utamanya saat ini pada Covid-19 dan ekonomi AS. Tetapi para kritikus Partai Republik secara rutin menuduh "Beijing Biden" akan melemahkan investasi asing dan melonggarkan pembatasan perdagangan internasional terhadap China.

Sementara menurut outlet China, seruan "kesabaran" oleh Psaki menggambarkan keengganan Biden menurunkan tarif perdagangan, atau untuk membuat perubahan nyata lainnya pada sikap agresif Trump di China dalam beberapa bulan mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com