Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Incar Trump dan 47 Pejabat AS yang Berperan Bunuh Qasem Soleimani

Kompas.com - 06/01/2021, 14:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran meminta interpol menangkap Presiden Donald Trump dan 47 pejabat Amerika lainnya yang diidentifikasi berperan dalam pembunuhan jenderal Qasem Soleimani.

Juru bicara peradilan Iran mengumumkan pesan mengerikan dalam konferensi pers pada Selasa (5/1/2021) untuk menangkap pejabat Amerika yang bertanggung jawab atas kematian sang jenderal.

"Republik Islam Iran sangat serius menindaklanjuti mengejar dan menghukum mereka yang memerintahkan dan mengeksekusi kejahatan ini," kata Esmaili kepada wartawan seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (5/1/2021).

Baca juga: Iran: Proses Pengayaan Uranium 20 Persen untuk Nuklir Dimulai

Soleimani, jenderal tertinggi Iran memimpin pasukan operasi luar negeri Korps Pengawal Revolusi Islam, dibunuh pada 3 Januari 2020 dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang diperintahkan oleh Trump.

Pembunuhan itu dianggap melanggar hukum internasional oleh Agnes Callamard, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang eksekusi di luar hukum, singkat atau sewenang-wenang.

Baca juga: Kapal Tanker Korea Selatan Berisi 2 WNI Ditahan, Iran Tuding karena Polusi Minyak

Rencana penangkapan itu adalah permintaan kedua Iran melalui surat perintah penangkapan melalui internasional polisi untuk Trump dan puluhan pejabat AS di Pentagon serta Komando Pusat AS, di antara organisasi lainnya.

Pada Juni, jaksa penuntut Teheran Ali Alqasimehr mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Trump dan puluhan pejabat AS yang memberikan "tuduhan pembunuhan dan terorisme" terhadap kelompok mereka.

Baca juga: Iran Tuduh Korea Selatan Tahan Rp 97 Triliun Uang Sandera Saat Sita Kapal Tanker

Namun, interpol yang berbasis di Perancis menolak permintaan Iran, dengan mengatakan konstitusinya melarangnya melakukan "intervensi atau aktivitas apa pun yang bersifat politik, militer, agama atau ras".

Pembicaraan yang diperbarui tentang penuntutan Trump dan pejabat AS lainnya datang sebagai bagian dari janji Iran, untuk membalas dendam terhadap kematian Soleimani.

Permintaan tersebut juga datang tak lama sebelum Trump harus meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, sesuatu yang diharapkan Iran dapat meningkatkan peluangnya untuk melakukan serangan balasan ke AS.

Baca juga: Kapal Tanker Disita Iran, Korea Selatan Kirim Kapal Perusak Anti-Pembajakan

Sementara itu, FBI dan FAA sedang menyelidiki pesan Iran yang didengar oleh beberapa pengendali lalu lintas udara di New York pada Senin (4/1/2021), seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Rabu (6/1/2021).

Iran mengancam dalam pesan suara yang didengar petugas bahwa mereka akan terbang ke gedung Capitol untuk menuntut AS membayar kematian Soleimani.

Ancaman yang disampaikan melalui suara digital, mengatakan, "Kami terbang ke Capitol (kantor Kongres) pada Rabu. Kematian Soleimani akan dibalas."

Baca juga: Bebaskan Kapal Tanker yang Disita Iran, Korea Selatan Segera Kirim Delegasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com