Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ungkap Bakal Masukkan Lagi Kuba ke Daftar Negara Pendukung Terorisme

Kompas.com - 06/01/2021, 14:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengisyaratkan bakal memasukkan lagi Kuba ke daftar negara pendukung terorisme.

Dalam wawancara dengan Bloomberg, Pompeo membenarkan dirinya tengah bersiap memasukkan Havana sebelum jabatannya berakhir 20 Januari.

Pompeo mengatakan, tidak mudah bagi pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memasukkan Kuba ke daftar negara pendukung terorisme.

Baca juga: Arab Saudi Senang Garda Revolusi Iran Masuk Daftar Teroris

"Namun dunia tentunya tahu, Kuba itu jahat sekali di banyak tempat," kata Pompeo kepada pembawa acara David Rubenstein.

Menlu AS sejak 2018 itu menyoroti bagaimana Havana memberikan dukungan kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Maduro merupakan pemimpin sayap kiri yang coba digulingkan oleh Washington melalui dukungan kepada pemimpin oposisi, Juan Guaido.

Mantan bos Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu berkata, Kuba sudah memberikan "rasa sakit yang begitu dalam" bagi ekonomi Amerika Latin.

"Karena itu, sangatlah penting bagi kami untuk mempertimbangkan apakah mereka mendukung terorisme," ujar dia dikutip AFP Selasa (5/1/2021).

Jika memang terbukti menyokong, Pompeo menegaskan pihaknya tak ragu memasukkan ke daftar dan memerlakukannya secara tegas.

Baca juga: Orang Kedua Al Qaeda Dibunuh Pasukan Afghanistan, Masuk Daftar Teroris Paling Dicari FBI

Pada 2015, Presiden Barack Obama memutuskan mencabut Havana dari daftar, setelah dia menekankan isolasi AS selama 50 tahun telah gagal.

Namun, Trump membatalkan banyak kebijakan yang dibuat pendahulunya itu, dan menjatuhkan sanksi kepada Venezuela.

Dari Havana, Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez berkicau upaya AS memasukkan kembali negaranya adalah "kampanye aneh" dari Pompeo.

Baca juga: Trump Ingin Masukkan Ikhwanul Muslimin ke Dalam Daftar Teroris

Rodriguez menyatakan berdasarkan ucapan kompatriotnya itu, nampaknya AS lebih tunduk pada kepentingan minoritas daripada usaha memerangi terorisme.

Joe Biden selaku pengganti Trump menuturkan, dia bersedia kembali ke sejumlah kebijakan era Obama, seperti mengizinkan warga Kub-Amerika memberi uang ke keluarganya.

Saat ini, ada tiga negara yang masih berada di daftar terorisme AS, yaitu Korea Utara, Iran selaku musuh besarnya, dan Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com